Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedekatan Ahok dan Sunny Bermula dari Permintaan Sebuah Perkumpulan di AS

Kompas.com - 12/04/2016, 06:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkap awal kedekatannya dengan salah seorang stafnya, Sunny Tanuwidjaja. Ia menyebut semua berawal tahun 2009 saat ada salah satu perkumpulan orang Indonesia di Amerika Serikat yang memintanya datang ke sana.

Saat itu, Ahok masih menjadi anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar.

"Dia itu diutus oleh organisasi orang Indonesia yang suka membuat acara di Never Day. Tahun 2009 dia minta saya ke Amerika, waktu itu saya nolak karena enggak bisa. Akhirnya 2010 saya berangkat," kata Ahok di Balai Kota, Senin (11/5/2016).

Menurut Ahok, saat tiba di AS, ia sempat melontarkan keinginannya menjadi Gubernur DKI. Keinginannya itu kemudian mendapat dukungan dari Sunny dan rekan-rekannya di perkumpulan tadi.]

Setelah itu, kata Ahok, Sunny kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampinginya. Saat itu, selain berstatus sebagai mahasiswa S3 di Northern Illinois University, Sunny sudah tercatat sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS).

"Saya juga senanglah dia bisa bicara soal politik, memang dia sekolah itu.  Terus ikut sampai saya jadi wagub. Makanya saya bilang mau dinamai staf khusus susah juga, karena saya gaji dia juga enggak. Dia kerja sama perusahaan lain," ujar Ahok.

Menurut Ahok, Sunny memiliki kemampuan dan analisa politik yang baik. Namun, Ahok mengaku semua kebijakannya tidak bisa disetir oleh siapapun, termasuk oleh Sunny. Ia menyebut Sunny pernah mencoba mengaturnya, namun Ahok kemudian malah balik memarahinya.

"Kalau loe terlalu dalam ngatur gue ya ayo ribut, pasti gue ribut. Termasuk ngatur gue ke tv. Gue enggak mau diatur. Emang loe pikir gampang ngatur gue," ucap Ahok.

Atas dasar itu, Ahok menilai berbagai tudingan yang kini mengarah kepadanya terkait kebijakannya yang dianggap pro pengusaha tidak masuk akal.

"Istri saya bisa pengaruhi saya enggak? Enggak bisa. Keluarga istri gue datang ke rumah minta jangan gusur, enggak bisa. Jadi di mana sekarang ada peraturan yang dilobi dari pengusaha bisa aku turutin? Enggak ada," kata Ahok.

Kompas TV Sunny Akui Penghubung Pengusaha & Pemprov
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com