JAKARTA, KOMPAS.com - Harun (35), warga RT 01/04 Kawasan Wisata Bahari, Sunda Kelapa, Penjaringan, Jakarta Utara, bersama istri dan ketiga anaknya terpaksa memanfaatkan gerobak dorongnya untuk menampung barang-barang keluarga mereka.
Nelayan Teluk Jakarta ini adalah korban penggusuran di Pasar Ikan, kawasan Luar Batang, Senin (11/4/2016).
Dalam penertiban itu, rumah kontrakan Harun, dirobohkan sehingga rata dengan tanah.
Pantauan Warta Kota, setelah berkemas, dia menaikkan barang-barangnya itu ke gerobak.
(Baca: Begini Suasana Pasar Ikan Sehari Setelah Ditertibkan)
Harun kemudian menarik gerobak tersebut dengan dibantu istri dan ketiga anaknya, yang mendorong dari bagian belakang.
Dengan napas terengah-engah, Harun berusaha menarik gerobak yang penuh dengan barang rumah tangga.
Beberapa puluh meter Harun menghentikan langkahnya. Sang istri, sambil berlinang air mata, mengelap keringat di wajah suaminya dengan sapu tangan lusuh.
Harun dan keluarga hanya bisa pasrah untuk pindah dari kawasan Pasar Ikan lantaran rumahnya terkena proyek revitalisasi.
Harun yang berasal dari Lampung ini mengaku tak memiliki bukti kepemilikan bangunan sehingga setelah rumahnya dibongkar, dia dan keluarganya tak bisa mendaftar untuk mendapatkan rumah susun.
“Uang sisa Rp 50.000 Mas. Saya cuma nelayan ikan kecil. Istri saya cuma tukang sapu di Kawasan Masjid Luar Batang, lagi enggak punya uang juga. Saya bingung ini, mau tinggal di mana dan ngontrak di mana. Sementara barang bawaan saya enggak bisa ditinggalin. Roboh sudah rumah saya, 15 tahun tinggal begini-begini saja,” katanya.
Harun mengaku pasrah ketika rumahnya dibongkar puluhan petugas gabungan Satpol PP, Polisi dan anggota TNI.
“Percuma juga saya melawan, sekarang nasib saya juga seperti ini. Bingung saya Mas. Saya enggak mungkin dapat unit rumah susun (rusun) lantaran tak punya bukti kepemilikan bangunan. Saya mengontrak Mas, Masya Allah..” ucap Harun.
(Baca: Senin Kelam bagi Warga Pasar Ikan)
Sebelum memperoleh tempat tinggal, Harun terpaksa memilih tinggal sementara di Kawasan Masjid Luar Batang atau di kediaman teman seperjuangannya di kawasan itu.