Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Akan Mengusulkan "Three in One" Tetap Diberlakukan di Jakarta

Kompas.com - 13/04/2016, 11:35 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menilai sistem "three in one" masih cukup efektif dalam mengurangi tingkat kepadatan arus lalu lintas di Jakarta. Untuk itu Direktorat lalu lintas Polda Metro Jaya akan mengusulkan sistem tersebut tetap diberlakukan selagi belum ada penggantinya.

"Iya masih cukup efektif. Kami akan mengusulkan supaya "three in one" tetap berjalan dulu sambil menunggu penggantinya," ujar Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto saat dihubungi Rabu (13/4/2016).

Budiyanto menambahkan program pengganti yang di wacanakan pemerintah seperti Electonic Road Pricing (ERP), LRT dan MRT untuk mengurangi volume kendaraan di Jakarta masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk diterapkan.

Untuk itu pihaknya akan mengusulkan "three in one" tetap diberlakukan sambil menunggu program tersebut bisa diterapkan. (Baca: Jumlah Kendaraan Melonjak Tiga Kali Lipat Saat "Three In One" Dihapuskan)

"Saya kira prosesnya cukup panjang itu bisa 1 sampai 1,5 tahun, karena menyangkut lelang, penyiapan sumber daya manusia dan payung hukum. Baiknya sambil menunggu "three in one" tetap berjalan dulu," tambahnya.

Budiyanto menuturkan dari pengamatan secara empiris yang dilakukan pihaknya, terdapat peningkatan volume arus lalu lintas saat masa uji coba penghapusan "three in one".

"Ada beberapa ruas jalan yang mengalami peningkatan, terutama akses yang menuju lokasi "three in one" baik itu dari utara, barat, timur dan selatan yang mengarah semanggi, sudirman dan thamrin," jelasnya.

Selain itu menurut Budiyanto hasil kajian dari Dishub juga didapati ada peningkatan volume kendaraan saat uji coba tahap pertama penghapusan "three in one". (Baca: Nasib "Three In One" Ditentukan dalam Rapat Evaluasi 13 April )

"Kajian angka-angka tahap pertama oleh Dishub juga ada peningkatan volume kendaraan di tahap pertama sekitar 24,6 persen. Tahap itu pun anak sekolah belum ada yang masuk," ucapnya.

Namun Budiyanto pun tak menampik ada penurunan volume kendaraan di jalur-jalur alternatif menuju ke jalur "three in one". Ruas jalan alternatif yang mengalami penurunan volume kendaraan yaitu Jalan KS Tubun, Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Abdul Muis, Jalan Palmerah, Jalan Suparman dan Jalan Rasuna Said.

Adapun uji coba penghapusan "three in one" berlangsung dari Selasa (5/4/2016) hingga Rabu (13/4/2016). Peraturan "three in one" berisi larangan bagi kendaraan pribadi beroda empat berpenumpang kurang dari tiga orang melintas di jalan-jalan tertentu di Jakarta.

Peraturan itu berlaku di jalan-jalan protokol, yaitu di Jalan Sudirman, MH Thmarin, dan Gatot Subroto setiap hari Senin-Jumat pada pukul 07.00-10.00 dan pukul 16.30-19.00. (Baca: Masih Perlukah "Three in One" di Jakarta? Silakan Beri Masukan di Sini...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com