JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Fajar Sidik menceritakan rumor suap terkait pembahasan dua raperda tentang reklamasi di kalangan anggota DPRD DKI Jakarta.
Isu suap tersebut ternyata juga menjadi pergunjingan di kalangan anggota Dewan. Fajar yang juga merupakan adik almarhum Ustaz Jeffry Al-Buchori menceritakan bahwa sesama anggota Dewan pernah saling "menggoda" mengenai itu.
"Kalau ditawari langsung enggak pernah. Cuma ngobrol-ngobrol sama teman saja isunya begitu. 'Eh, lu ditawarin enggak Rp 100 juta?'," ujar Fajar di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (14/4/2016).
Fajar yang mendengar hal itu mengaku hanya bisa menggelengkan kepala. Sebab, kata Fajar, sejak awal dia sudah menolak reklamasi.
Meski demikian, Fajar mengatakan tidak mengetahui kebenaran isu suap yang dibicarakan sesama anggota Dewan tersebut. Sebab, dia merasa tidak pernah ditawari secara langsung.
"Saya pribadi nih selama saya jadi Dewan, enggak ada yang namanya saya ditawari, yuk ikut paripurna nanti dapat (uang). Saya enggak pernah dengar itu dari pimpinan," ujar Fajar.
Dia mengatakan, dirinya pernah mendapat daftar nama penerima suap berupa mobil Toyota Alphard dan jalan-jalan ke luar negeri. Daftar nama tersebut juga tersebar di masyarakat.
Karena penasaran, dia pernah mencoba mengonfirmasi langsung hal itu kepada pimpinan Dewan dan juga orang-orang yang namanya ada dalam daftar.
"Saya tanya bukan artinya saya minta bagian lho ya. Semua yang saya tanya tegas mengatakan tidak menerima, bahkan sampai bawa-bawa nama Tuhan. Pimpinan juga bilang tidak ada," ujar Fajar.
Fajar mengatakan, suap di internal DPRD bisa benar dan bisa juga salah. Rumor seperti itu memang ada di internal Dewan.
Namun, sampai sekarang dia belum memiliki bukti dan menyaksikan secara langsung praktik suapnya.
Sejak Mohamad Sanusi ditangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), isu suap terhadap anggota DPRD DKI santer terdengar. Beberapa anggota yang disebut menerima suap adalah mereka yang menjadi anggota Badan Legislasi Daerah (Balegda).
Isunya, suap diberikan dalam bentuk perjalanan ke luar negeri dan mobil Toyota Alphard. Ada pula rumor yang mengatakan bahwa anggota Dewan disuap Rp 5 miliar per orang. Namun, tidak satu pun anggota Dewan membenarkan hal itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.