JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, para manusia perahu yang tinggal di atas perahu di tepi laut kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, adalah eks warga Pasar Ikan, yang tidak mau direlokasi ke Rumah Susun Sewa Marunda.
Menurut Basuki, mereka tidak mau direlokasi ke Rusunawa Marunda karena mereka menganggap lokasi rusun jauh dari tempat mereka melaut.
(Baca: Nasib Anak Korban Gusuran di Pasar Ikan Penjaringan Belum Jelas)
Pria yang dikenal dengan nama Ahok ini menganggap alasan tersebut tidak masuk akal karena Rusunawa Marunda, menurut dia, tidak jauh dari laut.
"Ada nelayan enggak di Cilincing, Cakung? Ada kan, ada nelayan. Maksud saya kalau kamu profesi nelayan, kenapa sih enggak mau pindah di Rusun Marunda? Kan dekat juga. Anak Anda dijemput bus sekolah, buat apa sengsarakan keluarga, terus naik bus enggak bayar," ujar Ahok, di Balai Kota, Kamis (14/4/2016).
Ia pun menduga keberadaan manusia perahu tersebut adalah bagian dari kampanye negatif terhadapnya menjelang pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017.
"Jadi kan ini politik namanya, itu namanya politik, sengaja tinggal di perahu, ya tinggal saja. Biarin saja dia mau di perahu. Jangan seolah-olah kasihan. Justru dia kurang ajar, menyengsarakan keluarganya," kata Ahok.
(Baca: Mereka yang Terpaksa Jadi "Orang Perahu"....)
Ia juga masih berkeyakinan bahwa eks warga Pasar Ikan itu sengaja bertahan di perahu agar dapat menempati kembali kawasan Pasar Ikan setelah pembangunan turap selesai.
"Dia kan nunggu biasanya. Pengalaman kita, begitu sudah selesai sheetpile dia pengin dudukin lagi bikin tenda," ujar Ahok.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.