JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah tiga rute bus pengumpan yang menghubungkan stasiun KRL dan halte transjakarta dioperasikan, hari ini satu rute baru akan dijalankan. Rute itu menghubungkan Stasiun Pesing dengan halte transjakarta Indosiar. Layanan ini diharapkan memudahkan pengguna angkutan umum.
Prasetia Budi dari Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Kamis (14/4), mengatakan, pihaknya menyediakan tiga bus untuk rute Stasiun Pesing-Indosiar.
"Rute ini terbilang pendek. Kami uji coba dulu. Kalau peminatnya sudah banyak, bus akan ditambah agar waktu tunggu penumpang lebih cepat," ujarnya.
Sebelumnya, dua rute bus pengumpan dioperasikan melewati Stasiun Tebet sejak 4 April, yakni ke Karet via Kuningan (terkoneksi Koridor VI) dan Kampung Melayu (Koridor V dan VII). Untuk rute Tebet-Kuningan, jumlah bus yang semula tujuh unit, kini 15 unit. Adapun rute Tebet-Kampung Melayu masih dilayani tiga bus.
"Kami menambah bus ketika ada peningkatan penumpang. Di Stasiun Tebet, peningkatan penumpang mulai dari 3.000 ke 5.000 dan kini 7.000 penumpang per hari," kata Prasetia.
Adapun rute Stasiun Palmerah ke Slipi dan Jalan Sudirman dilayani lima bus. Jalur ini terintegrasi dengan Halte Senayan JCC di Koridor IX, serta halte Tosari, Dukuh Atas, dan Karet Koridor I. Semua bus pengumpan juga berhenti di halte reguler. Tarif yang ditetapkan sama dengan transjakarta, yakni Rp 3.500.
Dalam waktu dekat, PT Transjakarta akan menambah rute bus pengumpan yang melewati Stasiun Manggarai dan Kalibata.
Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, bus pengumpan ini melayani pengguna angkutan umum, terutama mereka yang masih bingung berganti transportasi setelah keluar stasiun.
Koperasi Angkutan Purimas Jaya meluncurkan Mikrolet M 20A jurusan Terminal Pasar Minggu-Cipedak, Jakarta Selatan. Rute mikrolet ini menggantikan Kopaja S 606 yang sudah melebur dengan transjakarta sejak pertengahan 2015.
Peluncuran dilakukan di Terminal Pasar Minggu, kemarin. Sejumlah 15 mikrolet dioperasikan pada hari pertama.
Kepala Terminal Pasar Minggu Frendy Manalu mengatakan, jurusan ini masih dibutuhkan masyarakat di kawasan itu. Sejak meleburnya Kopaja S606, tidak ada lagi angkutan umum yang melayani rute itu.
"Rutenya akan melewati Terminal Pasar Minggu, Situ Babakan, dan berakhir di Cipedak. Jadi, juga diharap dapat mendukung wisata Betawi Situ Babakan," kata Frendy.
Kebanyakan pengemudi dan pemilik mikrolet M 20A adalah bekas pemilik ataupun bekas pengemudi Kopaja S 606. Izin trayek ini telah diajukan sejak dua tahun lalu.
Terminal Pulo Gebang
Terkait pengoperasian Terminal Terpadu Pulo Gebang pada Juni mendatang, Kepala Unit Pengelola Terminal Pulo Gebang Nurhayati, kemarin, mengatakan, pihaknya masih merancang sistem operasional di dalam terminal. Sistem operasional ini meliputi pembatasan akses terminal hanya bagi penumpang, rute akses penumpang di dalam terminal, serta pengawasan di dalam terminal sebagai jaminan keamanan bagi penumpang. Targetnya, area terminal bebas dari calo dan kriminalitas.
Selain itu, kata Nurhayati, pihaknya bersama Dishubtrans DKI masih menata rute perjalanan bus dari dan menuju Terminal Pulo Gebang. Sebagian besar bus yang akan menggunakan Pulo Gebang adalah bus-bus yang selama ini beroperasi di Terminal Pulogadung. Penataan ulang rute bus ini dibutuhkan agar perjalanan bus lebih efisien.
Nurhayati mengatakan, pihaknya telah meminta Dishubtrans DKI menyediakan angkutan dalam kota pada malam hari karena tidak sedikit bus antarkota antarprovinsi berangkat dan tiba pada malam atau dini hari.
Nurito (38), warga Jakarta Timur, mengatakan, ia sangat menanti pengoperasian Terminal Pulo Gebang karena Terminal Pulo Gadung sudah tak aman bagi penumpang.
Menurut Nurito, akses jalan ke Terminal Pulo Gebang juga perlu diperhatikan karena hanya dua jalur. Perjalanan menuju terminal juga berputar-putar meski terminal itu berada di pinggir tol lingkar luar.
"Saya tidak bisa membayangkan padatnya akses jalan ini jika musim mudik Lebaran. Setiap hari saja sudah padat oleh kendaraan, terutama di jam berangkat dan pulang kerja," tuturnya.
Dikatakan Nurhayati, pihaknya juga tak menutup mata terhadap akses jalan menuju terminal yang masih terbatas. Dia berharap Dinas Bina Marga DKI memperlebar ruas jalan menuju Terminal Pulo Gebang.
Terkait pengendalian calo dan kejahatan di terminal, Kepala Satuan Pelaksana Operasional UPT Terminal DKI Syamaul Mirwan mengatakan, pihaknya mendorong seluruh perusahaan otobus menjual tiket bus daring. Dengan demikian, penumpang tak perlu membeli tiket ke terminal.
Sejauh ini ada 74 PO bus yang menjual tiket di daring, salah satunya di www.easybook.com. Masih ada sekitar 30 PO bus yang belum menjual tiket secara daring.
(MDN/IRE/C07)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 April 2016, di halaman 28 dengan judul "Stasiun-Halte Terhubungkan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.