Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2016, 07:16 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sahali, nelayan Teluk Jakarta, tampak sibuk menenteng kotak styrofoam berukuran 40 x 60 cm ke dalam ruangan lantai tiga di Gedung Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Bersama rekan nelayan lainnya, Suhadi, yang membawa alat budi daya kerang, keduanya membawa misi tersendiri. Suhali menaruh kotak itu di meja.

Perlahan ia mulai membuka dan mengambil jaring berisi ikan-ikan yang masih tersangkut. Bau amis pun menyeruak dan langsung menyelimuti ruangan.

Suhali yang sudah puluhan tahun menjadi nelayan tak menunjukkan sedikit pun gelagat risih dengan bau amis menyengat. Dengan cekatan, bersama Suhadi ia mulai mengangkat jaring untuk menunjukkan kepada orang-orang yang menyaksikan bahwa jaring tersebut berisi ikan.

"Ini bukti bahwa Teluk Jakarta masih ada ikan," kata Suhadi sambil memperlihatkan ikan hasil tangkapannya, Selasa (19/4/2016).

Suhadi tak sendiri hari itu. Ia datang bersama belasan nelayan Teluk Jakarta lainnya.
Kedatangan Suhali dan kawan nelayan lainnya adalah untuk menunjukkan Teluk Jakarta masih berlimpah ikan, dan untuk membuktikan dirinya sebagai nelayan asli dan ikut dalam aksi simbolik penyegelan reklamasi Pulau G pada Minggu (17/4/2016) ) lalu.

Pembuktian itu berkaitan dengan tudingan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama "Ahok" yang menyebut aksi penyegelan pada Minggu kemarin bukanlah dari masyarakat nelayan.

Hadiah untuk Ahok

Setelah berkumpul dan membuat pernyataan, para nelayan pun menuju Balai Kota. Kunjungan ke Balai Kota itu untuk memberikan ikan hasil tangkapannya kepada Ahok. Sekitar lima nelayan mendatangi Balai Kota.

Mereka membawa ikan laut hasil tangkapan malam tadi. Ikan-ikan laut itu dikemas di sebuah plastik kresek berwarna hitam di dalam styrofoam tersebut. Tidak ada es batu untuk menyegarkan ikan tersebut.

Dalam sebuah styrofoam ditulis "KNT Membuktikan kepada Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) Hasil Tangkap dari Pesisir Teluk Jakarta".

"Siapa bilang di sana tidak bawa ikannya. Nih, kami bawa ikannya, biar dia (Ahok) tahu kalau kami masih bisa hidup," kata salah seorang perwakilan KNT di Ruang Crisis Center, Satpol PP, Balai Kota, Selasa sore.

Ahok tak menemui para nelayan. Ia hanya meminta Kepala Bidang Pemantauan Masalah Sosial Bakesbangpol DKI Jakarta Soni Tri Wibawa untuk menemui perwakilan nelayan.

Alasan Ahok tak menemui lantaran ingin menghindari terjadinya perdebatan tek berujung dengan para nelayan tersebut.

"Mau nemuin saya urusan apa? kalau kita berdebat, tidak bakal ketemu debatnya. Makanya, saya tanya. Semua orang bisa temuin saya kok, tetapi kita bicaranya bukan asal-asalan menang," kata Ahok.

Kompas TV Nelayan Menolak Reklamasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Dirawat di Panti Sosial, Lansia M Masih Melantur Diperkosa oleh Ponsel

Megapolitan
Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Mengaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com