Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibeli Pemprov DKI, Beredar Iklan RS Sumber Waras Dijual Rp 1,6 Triliun

Kompas.com - 20/04/2016, 10:22 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum lahan RS Sumber Waras dibeli oleh Pemprov DKI pada akhir tahun 2014, telah beredar iklan mengenai penjualan rumah sakit tersebut. Dalam iklan itu, lahan dan bangunan rumah sakit itu dijual Rp 1,6 triliun. Pemasangnya akun bernama Rifqi Dwiariesanto, 21 Juli 2014.

Menanggapi itu, Direktur Umum Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara membantah memasang iklan tersebut.

Menurut dia, iklan penjualan palsu itu telah beredar sejak akhir tahun 2012 lalu, tanpa tahu siapa yang mengedarkan maupun memuat iklan tersebut.

Kompas/Hendra A Setyawan Suasana Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat, Senin (18/4). Direktur Utama RS Sumber Waras Abraham Tedjanegara mengatakan, seluruh proses jual-beli dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Audit Badan Pemeriksa Keuangan menemukan ketidakwajaran pembelian lahan RS Sumber Waras yang berpotensi merugikan negara sekitar Rp 191 miliar.
"Iklan itu bukan kita yang pasang. Pernah juga kita lacak. Terus ada orang pernah datang ke tempat kita bawa surat kuasa menjual (rumah sakit) ditandatangani oleh Ibu Kartini Mulyadi, ternyata itu semua palsu," kata Abraham saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/4/2016) pagi.

Menurut Abraham, banyaknya iklan-iklan palsu tersebut sangat mengganggu manajemen RS Sumber Waras. Bahkan, saking banyaknya iklan yang dimuat, membuat pihak RS pun didatangi banyak orang yang mengaku ingin membeli atau yang mengaku diberi kuasa untuk menjual RS tersebut.

"Iklan itu kan mulai muncul akhir tahun 2012. Nah, pas tahun 2013 itu, ramai sekali orang yang datang. Itu sangat sangat mengganggu kami," ucap Abraham.

Dia juga menegaskan, RS Sumber Waras belum pernah memasarkan tanah serta bangunannya di sana untuk dijual.

Pihaknya hanya pernah menerima penawaran dari pengembang properti Ciputra untuk membeli sebagian lahan milik RS Sumber Waras. Namun, transaksi dengan Ciputra terpaksa dibatalkan karena peruntukkan tanah di sana hanya bisa untuk sarana kesehatan seperti rumah sakit.

"Ciputra mau bangun apartemen. Tapi, karena izinnya tidak bisa diubah, peruntukkannya tidak bisa diubah, jadi batal," ujar Abraham.

Lahan yang tadinya ingin dibeli oleh Ciputra pada akhirnya dibeli oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Rencananya, Pemprov DKI Jakarta akan membangun rumah sakit kanker setara kelas internasional di sana.

Kompas TV Perlukah DPR Ikut Urusi Kasus Sumber Waras? (Bag. 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com