Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung Puji Konsep Ekonomi Yusuf Mansyur

Kompas.com - 21/04/2016, 21:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana tampak serius mencatat poin-poin gagasan ulama Yusuf Mansyur.

Keduanya bertemu dalam sebuah acara diskusi malam tentang Pilkada DKI di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Kamis (21/4/2016).

(Baca: Daftar sebagai Cagub ke PDI-P, Lulung Nilai Punya Pengalaman Kebijakan dan Keuangan)

Yusuf Mansyur memiliki konsep untuk menghilangkan macet dari Jakarta. Konsep ini, dia akui, merupakan konsep "gila" yang patut dicoba.

"Ini hadiah buat Jakarta yang bisa dipakai oleh siapa pun yang jadi gubernur DKI periode mendatang," ujar Yusuf Mansyur.

Ia memiliki ide untuk menjadikan seluruh sekolah di Jakarta berkonsep boarding school atau asrama.

Dengan demikian, ia berharap tidak akan ada lagi anak sekolah yang membuat Jakarta semakin macet ketika mereka pergi dan pulang ke sekolah.

Selain itu, Yusuf menawarkan konsep ekonomi bernama paytren. Konsep inilah yang menurut Yusuf telah memajukan usahanya selama ini. Dengan konsep itu, Yusuf memperoleh keuntungan besar.

Jika konsep ini diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta, kata dia, maka Bank DKI bisa membeli sebuah bank di Singapura.

(Baca: Lulung Kini Mengaku Tak Punya Niat Jadi Cagub Independen)

Menanggapi konsep-konsep yang ditawarkan Yusuf ini, Lulung melontarkan pujiannya. "Saya tidak menduga ustadz punya konsep ekonomi yang begitu hebat," ujar Lulung.

Menurut dia, konsep Yusuf ini bisa diterapkan jika disosialisasikan secara luas. Lulung pun mengaku sudah menuliskan poin-poin gagasan Yusuf agar bisa digunakannya jika menjadi gubernur.

"Saya secara pribadi ini saya tulis dan saya inventaris. Kalau ustaz enggak maju (jadi gubernur) nanti saya yang lakuin. Nanti saya jadiin ustaz direktur paytren gateway-nya ha-ha-ha," ujar Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com