Padahal, selama mendekati NA, AG mengaku belum pernah menikah dan masih lajang. Sementara NA mengakui hal sebenarnya, saat itu statusnya sudah janda dan memiliki anak dari pernikahan sebelumnya.
Hal itulah yang membuat NA marah dan memicu emosi AG hingga akhirnya terjadi pembunuhan tersebut.
"Karena merasa tidak dihargai, AG khilaf langsung membanting dan memiting NA dengan sangat kuat. 30 menit kemudian, AG melepaskan piting dan disadari korban sudah tidak bernafas," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, Kamis (21/4/2016).
Awalnya, AG tidak berencana untuk memutilasi tubuh NA, namun karena merasa panik, dia memutuskan untuk memotong-motong tubuh NA menjadi lima bagian dengan harapan jejak kejahatannya akan hilang.
Pertama, AG memotong kedua tangan NA dan dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna hitam. AG meminta bantuan temannya, RI, untuk membuang plastik berisi potongan tangan NA ke tempat pembuangan sampah di Bugel, Tigaraksa, Tangerang.
Sedangkan potongan kaki NA dibuang di tempat terpisah dan masih belum ditemukan sampai hari ini. Polisi masih memeriksa lebih mendalam apakah benar motif pembunuhan yang dilakukan AG atas dasar emosi sesaat, atau memang pembunuhan sudah direncanakan dari jauh-jauh hari.
Tetapi, satu hal yang pasti, pihak keluarga NA di Kabupaten Lebak, Banten, sudah bisa sedikit lega karena pembunuh NA telah ditangkap dalam waktu kurang lebih satu pekan.
Kekasih-kekasih AG lainnya juga jadi mengetahui bahwa AG memainkan peran seperti playboy selama mendekati mereka, seperti istilah yang digunakan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dalam penjelasannya, kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.