Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Hasnaeni Ditolak BNN, Polres, hingga Diusir Satpam KPK

Kompas.com - 25/04/2016, 08:00 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kader Partai Demokrat, Hasnaeni Moein, tampak bersemangat mengejar ambisinya untuk menjadi calon gubernur DKI.

Ia termasuk orang yang gesit mengambil formulir pendaftaran cagub di berbagai partai.

Tidak hanya itu, Hasnaeni juga cepat dalam mengembalikan formulir pendaftaran tersebut.

Upaya Hasnaeni dalam melengkapi formulir pendaftaran bakal cagub kerap menjadi sorotan. Ada saja peristiwa unik yang mewarnai proses pendaftaran Hasnaeni.

(Baca: Sering Di-"bully", Hasnaeni "Wanita Emas" Bilang Calon Pemimpin Harus Berjiwa Besar)

Misalnya saja ketika ia melakukan tes narkoba dan membuat surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) sebagai syarat pendaftaran bakal cagub.

Perempuan dengan julukan "Wanita Emas" ini sempat ditolak untuk menjalani tes narkoba dan membuat SKCK.

Ditolak BNN dan Polres Jaksel

Penolakan pertama terjadi ketika Hasnaeni berniat melakukan tes bebas narkoba dengan langsung mendatangi Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang.

(Baca juga: Polisi Sulit Telusuri Aliran Uang Dugaan Penipuan yang Dilakukan "Wanita Emas")

Dengan percaya diri, Hasnaeni langsung datang ke gedung tersebut pada Selasa (12/4/2016).

Namun, Hasnaeni justru ditolak untuk melakukan tes di sana. Ia justru diarahkan petugas untuk melakukannya di rumah sakit yang ditunjuk.

"Alhamdulillah tidak jalankan apa-apa, tidak jadi tes urine, tetapi dirujuk ke (RS Polri) Kramatjati karena dari tahun kemarin enggak melayani tes urine lagi," ujar Hasnaeni seperti dikutip dari Warta Kota.

Ternyata, BNN memang tidak bisa mengeluarkan surat keterangan bebas narkoba.

Tugas BNN terbatas, yakni seputar pemeriksaan seseorang yang memang terlibat kasus hukum terkait narkotika.

Kejadian serupa terjadi ketika Hasnaeni hendak mebuat SKCK, Jumat (22/4/2016). Hasnaeni ditolak untuk membuat SKCK di Polres Metro Jakarta Selatan.

(Baca: Hasnaeni Ditolak Buat Surat Catatan Kepolisian di Mapolres Jaksel)

Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Purwanta yang menemui Hasnaeni menjelaskan bahwa SKCK untuk keperluan pilkada dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya.

"Ibu, karena ingin mengurus SKCK untuk keperluan pemilihan tingkat gubernur, itu peraturannya di Polda, Bu," kata Kompol Purwanta.

Hasnaeni sempat melobi terlebih dahulu ketika masih berada di sana. Namun, tetap saja, dia tetap tidak diizinkan membuat SKCK di Polres dan harus ke Polda Metro Jaya.

Hasnaeni pun langsung meluncur ke Polda Metro Jaya. Berdasarkan dua pengalaman tersebut, Hasnaeni tampak belum mencari tahu prosedur yang benar. 

Diusir satpam KPK

Bukan hanya itu, Hasnaeni sempat berurusan dengan petugas keamanan Komisi Pemberantasan Korupsi ketika ia mendatangi Gedung KPK pada Selasa (12/4/2016).

Kedatangan Hasnaeni bersamaan jadwal KPK meminta keterangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.

(Baca: "Wanita Emas" ke KPK karena Ahok Jadi Pesaing Terberatnya pada Pilkada DKI)

Ketika itu, Hasnaeni masuk Gedung KPK melalui pintu yang diperuntukkan bagi tamu yang berkaitan dengan keperluan penyidikan atau penyelidikan KPK.

Namun, belum sampai satu menit di dalam, ia sudah diminta keluar oleh satpam.

Saat ditanya maksud kedatangannya ke Gedung KPK, Hasnaeni mengaku hendak menemui Ahok untuk memberikan dukungan.

"Saya mau memberikan dukungan moral untuk Pak Ahok," ujar Hasnaeni ketika itu.

Kompas TV Hasnaeni Beri Dukungan ke Ahok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com