Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unicef Dorong Pemerintah Beri Perlindungan Terhadap Anak dari Kekerasan Seksual

Kompas.com - 07/05/2016, 11:50 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Interim Perlindungan Anak UNICEF Indonesia Ali Aulia Ramli mengatakan, untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, tidak hanya revisi undang-undang penghapusan kekerasan seksual yang harus dilakukan. Program-program dalam rangka pencegahan kekerasan seksual tersebut pun harus dijalankan.

"Perubahan undang-undang dapat memengaruhi perubahan perilaku. (Namun) selain undang-undang sebagai prioritas pembangunan nasional, penghapusan starategi kekerasan seksual terhadap anak harus dilakukan," ujar Ali dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/5/2016).

Menurut Ali, setidaknya ada dua program yang dapat dijalankan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual. Dua program tersebut harus menjadi concern pemerintah dan masyarakat.

"Keluarga harus menjadi tempat yang ramah, itu strategi yang pertama," kata Ali. (Baca: Ada Celah Hukum di Kasus YN, Penegak Hukum Diminta Teliti)

Dengan begitu, anak akan merasa aman jika mereka ada di lingkungan rumah. Selain itu, program lain yang harus dijalankan adalah mengajarkan anak-anak kecakapan hidup.

"Kedua, membantu anak-anak dan remaja memiliki kecakapan hidup, punya kepercayaan diri menolak hal-hal yang tidak baik," tutur Ali.

Edukasi tentang kecakapan hidup tidak hanya dilakukan agar anak-anak tidak menjadi korban kekerasan seksual, tetapi juga untuk mencegah mereka menjadi pelaku kekerasan seksual itu sendiri.

"(Terjadinya) kekerasan punya berbagai alasan, dengan kecakapan hidup seseorang, dia bisa memahani bahwa ini adalah hak orang lain yang tidak boleh dia langgar," jelasnya. (Baca: Faktor Terjadinya Kekerasan Seksual Menurut Unicef Indonesia)

Dengan edukasi mengenai kecakapan hidup, anak-anak juga dapat diarahkan pada kegiatan-kegiatan alternatif yang dapat menghilangkan pikiran negatif mereka untuk melakukan kekerasan seksual.

Sebab, kekerasan seksual tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Beberapa waktu lalu, kasus kekerasan terhadap anak kembali terjadi di Indonesia. Yn (14), seorang siswi SMP di Desa Padang Ulak Tanding, Kecamatan Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, pada pertengahan April 2016 diperkosa 14 pemuda saat pulang sekolah.

Yn ditemukan tewas di jurang. Kondisi jenazah korban pun dalam keadaan membusuk. Korban ditemukan dalam keadaan nyaris tanpa busana dengan kaki dan tangan terikat, Senin (4/4/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com