Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Pukul Meja Warnai Rapat Warga Lauser dengan Pemprov DKI di DPRD

Kompas.com - 09/05/2016, 12:07 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat antara jajaran Pemerintah Kota Jakarta Selatan dan warga Lauser, Kebayoran Baru, yang dilakukan di Ruang Komisi A DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Senin (9/5/2016), diwarnai aksi pukul meja.

Ketua Komisi A DPRD DKI Riano mempersilakan warga untuk menyampaikan permasalahannya terlebih dahulu. Seorang warga, Iwan, menjadi orang pertama yang menyampaikan aspirasi. Dia mengeluhkan pemberian surat peringatan pertama (SP-1) yang dikeluarkan pihak kecamatan dan kelurahan setempat terkait rencana penggusuran rumah-rumah mereka, padahal mereka sudah tinggal di sana sejak 1955.

"Atas dasar apa sekarang tiba-tiba oknum kecamatan dan kelurahan datang ke Lauser dengan pasukan lengkap mengganggu aktivitas warga di Lauser. Kami adalah penduduk asli warga Lauser. Kami penduduk asli!" ujar Iwan.

Iwan mengatakan hal itu dengan nada suara tinggi sambil mengetuk berkali-kali meja di hadapannya dengan mengikuti suaranya.

"Tenang, Pak, tenang.... Kita mau yang soft. Silakan sampaikan secara jelas tanpa perlu emosional," ujar Riano.

"Iya, kami tanya apa dasarnya mengusir kami dari tanah kami. Bisa dijawab sekarang," ujar Iwan.

Riano menjelaskan kepada Iwan untuk menyampaikan permasalahannya terlebih dahulu. Riano mengingatkan Iwan untuk berbicara dengan tenang dan tidak perlu emosional.

"Dijelaskan secara spesifik, misalnya di sana sejak kapan, warganya ada berapa, kronologinya. Secara detail Pak, jumlah masyarakatnya berapa. Lalu apakah ada solusi dari pemda," ujar Riano.

Camat Kebayoran Baru Fidiyah Rokhim dan Lurah Gunung Noor Muchyadi hadir dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, di Jalan Lauser, warga menjaga ketat pintu masuk permukiman mereka. Mereka melakukan penjagaan itu lantaran ada isu bahwa hari ini pihak Pemerintah Kota Jakarta Selatan akan memberikan surat peringatan kedua (SP-2) terkait rencana penggusuran kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com