Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rintihan Pasien Kanker, Berharap RS Kanker di Lahan Sumber Waras Terwujud

Kompas.com - 10/05/2016, 19:00 WIB

Dio Akbar Ramadhan (16) yang mengantar ibunya periksa kanker serviks pun mengalami hal serupa. Sejak 2014, ibunya menjalani kemoterapi, terapi sinar luar dan dalam di RS Dharmais. Untuk mengakses pelayanan itu, terkadang ia harus mengantre berbulan-bulan. Karena itu, meskipun rumah di Bekasi, ia dan ibu memilih kos di belakang RS Dharmais.

"Antreannya suka enggak jelas. Terkadang sebulan, dua bulan, tiga bulan, tergantung dari dokter dan BPJS-nya," kata Dio.

Penanganan segera

Esterina Sutiono dari Humas CISC mengatakan, pasien memang harus mengantre selama 2-3 bulan untuk perawatan sinar ataupun kemoterapi. Hal itu sangat merugikan pasien karena mereka membutuhkan perawatan segera, apalagi pasien stadium lanjut yang berkejaran dengan waktu.

Terkadang, pasien stadium terminal membutuhkan pelayanan paliatif. Pasien paliatif umumnya tidak mendapatkan perawatan medis untuk membunuh sel kanker. Mereka mendapatkan dukungan moral, spiritual, obat penahan nyeri, dan kenyamanan untuk meninggal dengan cara bermartabat. Para pasien paliatif ini pun terkadang memenuhi ranjang rumah sakit yang sebenarnya bisa digunakan untuk perawatan kuratif.

"Melihat kondisi seperti itu, jika DKI Jakarta punya rumah sakit kanker dan paliatif, akan sangat mendukung. Pasien kanker sangat membutuhkan tambahan perawat, tenaga medis, dan fasilitas tambahan," kata Ester.

RS khusus kanker di Jakarta diharapkan dapat memecah kepadatan pasien RS Dharmais. Pasien kanker paliatif pun bisa leluasa berobat di RS khusus itu. Kini, pasien dari luar kota dan DKI banyak berobat di RS Cipto Mangunkusumo, RSPAD Gatot Subroto, dan RS Dharmais. Dengan adanya BPJS Kesehatan, orang semakin sadar untuk memeriksakan kesehatan berkala. Akibatnya, jumlah pasien di RS membeludak.

Sayangnya, niat Pemprov DKI membangun RS khusus kanker terganjal. Badan Pemeriksa Keuangan menemukan indikasi potensi kerugian negara Rp 191,3 miliar dari pembelian tanah RS Sumber Waras. Lahan seluas 3,64 hektar itu menurut rencana akan dibangun RS khusus kanker. Kini, masalah itu sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.

Para pasien kanker berharap kebutuhan menangani penyakit mematikan itu jangan kalah oleh manuver politik semata.

(Dian Dewi Purnamasari)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Mei 2016, di halaman 27 dengan judul "Rintihan Pasien Kanker, Berharap RS Kanker di Lahan Sumber Waras Terwujud".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com