Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda DKI Ingatkan Beli Barang di E-katalog Tetap Harus Selektif

Kompas.com - 12/05/2016, 11:55 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah meminta agar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selektif dalam memilih barang di e-katalog. Menurut dia, kesalahan memilih barang akan berdampak pada kegunaan barang tersebut.

Saefullah mencontohkan pengalamannya saat memeriksakan kesehatannya di pelayanan kesehatan Pemprov DKI Jakarta. Saat itu, ia tengah memeriksa tensi darah lantaran kepalanya pusing.

"Tensi darah dipasang di sebelah sini (lengan kiri), kan ada lakbannya, prek. Pompa, prek-prek. Baru lima enam pompa, lakbannya udah kebuka," kata Saefullah dalam pembukaan SKPD dengan perwakilan BPK Provinsi DKI Jakarta di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta, Kamis (12/5/2016).

Kemudian, pemasangan alat tensi itu diperbaiki lagi. Petugas kesehatan kembali mengencangkan pemasangan alat tensi di lengan Saefullah. Namun, hingga tiga kali percobaan masih juga terlepas.

"Ini menunjukkan kita salah beli barang. Terus saya cek, ini belinya di mana? E-katalog, Pak," ujar Saefullah.

Menurut mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu, jika ada orang terkena serangan jantung, kemudian diperiksa dengan tensi tersebut, nyawa orang tersebut berisiko tidak tertolong.

Pengalaman lainnya saat ia diambil darah. Saefullah mengaku ada perbedaan di kedua tangannya setelah pengambilan darah oleh petugas kesehatan.

"Ini pas saya mau ambil darah, ini palsu apa enggak. Ternyata beda, yang diambil di sebelah kanan dan yang diambil di sebelah kiri. Di sebelah kanan tanpa bekas, yang di sebelah kiri meninggalkan bekas. Berarti beda kualitas. Jadi sistem SKPD harus diperbaiki," kata Saefullah.

Ia mengingatkan agar SKPD selektif dalam memilih barang di e-katalog. Memilih barang itu disarankan jangan hanya melihat bagus kemasan, tetapi fungsi dari barang tersebut.

"Jadi, selama ini kita mengagung-agungkan e-katalog. Kalau sudah beli di e-katalog, seolah-olah aman. Enggak juga. Ternyata ada salah pilih barang juga," kata Saefullah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat soal Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com