Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Universitas Monash dari Australia Bantu Jakarta dalam Proyek MRT

Kompas.com - 15/05/2016, 08:15 WIB

JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menggandeng Institut Teknologi Rel (IRT) Universitas Monash di Melbourne dalam proyek transportasi publik yang menelan biaya miliaran dolar tersebut. Para ahli dari Australia akan memberi masukan berbagai bidang dalam proyek ini.

Saat memasuki tahap penyelesaian ± 46,72 persen, dengan rincian pekerjaan pada struktur layang mencapai 30,35 persen dan struktur bawah tanah mencapai 63,25 persen (data per 30 April 2016), PT MRT Jakarta menggandeng IRT Universitas Monash dalam proyek senilai 1,6 miliar dolar (atau setara Rp 16 triliun) itu.

Sejumlah ahli dari negara bagian Victoria, Australia (tempat Monash berada) akan didatangkan ke Jakarta untuk memberi bantuan teknis dan arahan professional dalam pengoperasion proyek transportasi massal sepanjang 14,5 km itu ke depannya.

Bantuan teknis tersebut termasuk pemantauan kondisi proyek, uji coba komponen, analisa kegagalan, audit dan pengawasan kualitas, pemeliharaan, serta pengembangan standardisasi.

Tak hanya itu, pakar perkeretaapian negeri kanguru juga akan dilibatkan dalam pengembangan kapasitas profesional sumber daya manusia (SDM) calon pengoperasi sistem transportasi ini, yang meliputi pelatihan untuk peningkatan keterampilan, seminar, workshop, program magang, dan pemberian akses terhadap standar internasional perkeretaapian.

“Victoria memiliki beberapa universitas terbaik di dunia dan saya mengucapkan selamat kepada Monash karena menjalin MoU penting dengan MRT Jakarta,” ujar Menteri Pelatihan dan Keahlian Victoria, Steve Herbert, dalam acara penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama ini di Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Bagi sang Menteri, kerjasama ini lebih dari sebuah dukungan.

“Ini adalah contoh yang bagus tentang bagaimana para ahli dan inovasi dari Victoria berperan penting dalam apa yang disebut sebagai salah satu proyek infrastruktur paling signifikan di kawasan kita,”terangnya.

Menurut penuturan Direktur PT MRT Jakarta, Dono Bustami, kerjasama dengan Australia ini penting karena pihaknya perlu mempersiapkan SDM seiring dengan berjalannya proyek.

“SDM ini kan mesti dipersiapkan, dan kami harus menyiapkannya dalam waktu yang singkat. Sementara teknologi baru-nya belum ada di Indonesia, jadi kami cari alternatif,” utara Dono kepada Nurina Savitri dari Australia Plus.

Sebelum penandatanganan MoU ini terlaksana, PT MRT Jakarta dan IRT Universitas Monash telah melakukan kontak pertama kali pada tahun 2015, ketika Direktur IRT Monash, Ravi Ravitharan,  berkunjung ke Indonesia.

 “Kami mencari mitra yang berpengalaman untuk men-training, walau untuk soal kurikulum masih harus dibicarakan lebih lanjut,” terang Dono.

Dari data yang diterima Australia Plus, pendidikan internasional merupakan ekspor jasa nomor satu dari negara bagian Victoria, yang menghasilkan 5,6 miliar dolar (atau setara Rp 56 triliun) bagi ekonomi lokal dan, di saat bersamaan, mendukung lebih dari 30.000 lapangan kerja di wilayah ini.

(Nurina Savitri/ ABC Australia Plus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com