Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pasukan Oranye" Bikin Warga Lebih Nyaman

Kompas.com - 15/05/2016, 15:10 WIB

Keberadaan pasukan oranye, perawat prasarana umum di DKI Jakarta, ternyata mendapat penghargaan tinggi dari warga Jakarta. Ibu Kota dirasakan menjadi lebih nyaman.

Kehadiran petugas PPSU ini merupakan gagasan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama saat melihat banyaknya saluran air tersumbat, jalan rusak, dan sampah berserakan. Kondisi yang tak nyaman dan merusak estetika ini rupanya tidak tertangani oleh petugas harian lepas (PHL) yang telah ada.

Akhirnya, pada 13 Mei 2015, keluar Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 169 Tahun 2015 tentang Penanganan Prasarana dan Sarana Umum tingkat kelurahan. Aturan ini kemudian menjadi dasar terbentuknya unit PPSU yang merupakan gabungan dari PHL di sejumlah satuan kerja perangkat daerah.

Ada tiga tugas utama petugas PPSU. Pertama, memperbaiki jalan berlubang dan trotoar. Kedua, membersihkan sumbatan saluran air dan melaporkan jika ada pembangunan infrastruktur yang ternyata mengganggu saluran air.

Terakhir, mereka harus menangani pohon tumbang, memangkas ranting yang menutupi rambu lalu lintas, membersihkan rumput dan semak yang mengganggu, mengambil pot rusak, dan melaporkan penebangan pohon pelindung ke kelurahan.

Sepintas, tugas personel PPSU terlihat sepele. Akan tetapi, jika tidak rutin dilakukan, lingkungan tak terawat.

Setelah hampir setahun tim PPSU bekerja, hasilnya sudah dirasakan oleh masyarakat metropolitan. Warga Jakarta dalam survei jajak pendapat oleh Litbang Kompas pada April lalu memberikan apresiasi terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta ini. Sembilan dari 10 responden di Jakarta menilai langkah DKI mempekerjakan pekerja berseragam oranye ini tepat.

Keberadaan petugas PPSU juga dinilai oleh 71,4 persen responden telah membantu pemeliharaan prasarana jalan, drainase, dan taman. Sebelum terbentuk unit PPSU di tingkat kelurahan, persoalan saluran yang tersumbat, penumpukan sampah, parkir liar, dan jalan berlubang harus menunggu lama untuk ditangani. Kini, semuanya cepat diatasi.

Menurut satu dari lima warga, program PPSU ternyata mampu memberikan peluang kerja bagi sebagian warga Ibu Kota. Personel PPSU direkrut dari warga kelurahan setempat yang ber-KTP Jakarta. Syaratnya cukup mudah, berusia 18-55 tahun, minimal berpendidikan sekolah dasar, serta lolos seleksi administratif, lapangan, dan wawancara. Setiap bulan, pekerja PPSU mendapatkan gaji Rp 2,7 juta.

Kesempatan kerja dengan penghasilan tetap ini bisa membantu warga kelurahan yang selama ini bekerja serabutan.

Sampai Agustus 2015, Pemprov DKI telah merekrut 12.433 orang yang tersebar di enam wilayah Jakarta. Setiap kelurahan mendapat 40 hingga 70 petugas, tergantung luas wilayah dan jumlah penduduknya. Menurut 60 persen responden, jumlah dan sebaran personel PPSU ini dirasakan sudah cukup untuk memelihara prasarana umum di Ibu Kota.

Kinerja memuaskan

Tak hanya jumlahnya yang dianggap cukup, kinerja petugas pemelihara ini dinilai memuaskan oleh warga Jakarta. Bagian terbesar responden (68,3 persen) menilai personel PPSU telah bekerja cepat dalam mengatasi masalah sampah dan aliran got yang tak lancar. Tak asal selesai cepat, kualitas pekerjaan pun dianggap warga bagus.

Jika dibedakan menurut kelas ekonomi, kepuasan atas kinerja petugas PPSU paling tinggi muncul dari warga dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan. Bisa jadi, kelompok warga inilah yang paling merasakan hasil kerja dan dampak positif kehadiran tim PPSU.

Pasukan oranye ini setiap hari berkeliling dari satu rukun tetangga ke RT lain di bawah kendali lurah setempat. Warga yang memerlukan bantuan petugas PPSU bisa langsung mengakses aplikasi QLUE yang menjadi bagian dari portal Jakarta Smart City dan CROP (Cepat Respon Opini Publik).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli di Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Disnaker DKI Terima Aduan Terhadap 291 Perusahaan Soal Pembayaran THR Lebaran 2024

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sedang Mengandung Empat Bulan

Megapolitan
Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Pergaulan Buruk Buat Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi karena Konsumsi Narkoba...

Megapolitan
Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Pria yang Tewas di Kamar Kontrakan Depok Tinggalkan Surat Tulisan Tangan

Megapolitan
Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Pria di Cengkareng Cabuli Anak 5 Tahun, Lecehkan Korban sejak 2022

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Diberi Uang Rp 300.000 untuk Gugurkan Kandungan oleh Kekasihnya

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Sudah Berpacaran dengan Kekasihnya Selama 3 Tahun

Megapolitan
Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Sang Kekasih Bawa Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading ke Jakarta karena Malu

Megapolitan
Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Kasus Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading Belum Terungkap Jelas, Polisi: Minim Saksi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com