Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Bersih, Apa Keterlibatan Masyarakat?

Kompas.com - 19/05/2016, 09:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pemandangan lain di sungai Jakarta kini. Wajah sungai Jakarta perlahan berubah, dari tumpukan sampah menjadi lebih bersih.

Air mengalir lebih deras. Sampah yang lewat pun tak begitu banyak. Tetap saja, sampah itu mengalir dan tersangkut di jaring petugas kebersihan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Aktivitas itu berulang setiap harinya hingga sampah di sungai-sungai Jakarta mulai berkurang.

Kerja dari "Pasukan Oranye" Dinas Kebersihan DKI Jakarta ini tentu tak luput dari perhatian. Keberadaannya dianggap menimbulkan sisi positif, terutama soal kebersihan.

Di sisi lain, keterlibatan masyarakat juga tak kalah penting dalam penataan sungai. Sebab, keberadaan "Pasukan Oranye" dianggap berpotensi menimbulkan ketergantungan masyarakat perihal kebersihan lingkungannya.

"Masyarakat merasa tidak punya kepedulian dan tanggung jawab. Nanti bilang begini, 'Enggak apa-apa ada penyapunya kok, 'Pasukan Oranye'," kata pengamat tata kota, Yayat Supriatna, saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Membangun kultur kepedulian masyarakat bukan perihal mudah. Perlu cara-cara unik, bukan hanya sekadar imbauan semata.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Bocah bermain di aliran anak Sungai Ciliwung di Jalan Labu, Kelurahan Mangga Besar, Jakarta Barat, yang tampak lebih bersih dibanding sungai-sungai Ibu Kota pada umumnya, Selasa (17/5/2016). Sejak setahun lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengutus Petugas Pelayanan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) DKI membersihkan sungai-sungai di Ibu Kota.

Lomba-lomba untuk membersihkan kampung, kampung hijau, dan sungai bersih perlu digalakkan. Adanya cara itu dapat mendorong kultur kepedulian dan karakter bangga dengan tempat tinggalnya sendiri di Jakarta.

Potensi sungai bersih

Sungai yang bersih tentu memiliki potensi besar. Ruang sosial akan terbangun seiring dengan kembalinya kondisi sungai menjadi bersih, apalagi di bantaran sungai dibangun taman untuk orang berinteraksi satu sama lain.

Potensi lainnya juga mengurangnya risiko banjir dan genangan. Untuk itu, menurut Yayat, perlu dibangun budaya peduli air bagi warga DKI Jakarta.

"Peduli air itu bisa beragam, misal gerakan menabung air, gerakan tidak mencemari air, tidak membuang limbah sembarangan, tidak menjadikan sungai halaman rumah," kata Yayat.

Sejalan dengan munculnya budaya peduli air dan sungai bersih, juga dilihat perubahan budaya setelah proses tersebut.

"Kita lihat ada enggak perubahan masyarakat ketika kali bersih. Kalau tidak ada, tidak ada perilaku baru," kata Yayat.

Kompas TV Ahok: Kalian Tega Lihat Warga Tinggal di "Kandang Ayam"?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Megapolitan
9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

Megapolitan
Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Megapolitan
Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Kasus DBD Melonjak, Dinkes DKI Gencarkan Kegiatan “Gerebek PSN” Seminggu Dua Kali

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangsel Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Kembangkan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Kembangkan "Food Estate" di Kepulauan Seribu, Pemprov DKI Bakal Perhatikan Keselamatan Lingkungan

Megapolitan
Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Kelakar Heru Budi Saat Ditanya Dirinya Jadi Cagub DKI: Pak Arifin Satpol PP Juga Berpotensi...

Megapolitan
Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Keluarga Korban Pembacokan di Kampung Bahari Masih Begitu Emosi terhadap Pelaku

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Aviary Park Bintaro: Harga Tiket Masuk dan Fasilitasnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com