JAKARTA, KOMPAS.com — Lion Air mengurangi sekitar 217 frekuensi penerbangan selama satu bulan. Pengurangan frekuensi penerbangan itu dilakukan lantaran rendahnya permintaan bepergian ke suatu tempat menjelang dan selama bulan Ramadhan (low season).
"Itu kita lakukan (pengurangan) karena low season untuk menghindari aturan tujuh hari yang sudah dilakukan supaya izin rute tidak dihapus. Kan sudah diberitahukan. Ini kan menjelang pulang puasa terjadi low, kami laporkan," kata Presiden Direktur Lion group Edward Sirait di Lion Air Tower, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2016).
Edward membantah Lion Air berhenti dari rute-rute tersebut. Pengurangan frekuensi penerbangan itu hanya untuk merespons rendahnya penumpang pada waktu-waktu tersebut. Pengurangan itu juga dilakukan agar rute-rute yang dimiliki Lion Air tidak hapus oleh Kementerian Perhubungan.
Edward enggan menjelaskan berapa rute dan mana saja rute yang dikurangi frekuensinya perjalanannya.
"Bukan berhenti dari situ. Tidak sama sekali. Tolong dipahami. Itu adalah untuk memenuhi aturan. (Pengurangan) 217 frekuensi (penerbangan), berarti rute tidak ditinggal karena rute tidak boleh ditinggal," kata Edward.