Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bocah yang Telantar di Jakarta Timur Takut Dipertemukan dengan Orangtuanya

Kompas.com - 25/05/2016, 21:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua orang bocah kakak beradik, TK (5) dan MD (3) kini ditempatkan di rumah aman Kementerian Sosial.

Sebelumnya, kedua bocah malang itu sempat kabur, usai dikembalikan kepada orangtuanya, yang menjemput ke Panti Sosial DKI.

Oleh sebab itu perwakilan tim penyelamat Kementerian Sosial pun mendatangi Polres Metro Jakarta Timur, Rabu (25/5/2016). Kedatangannya untuk memperoleh surat rekomendasi perawatan terhadap kedua balita yang diduga mengalami kekerasan oleh ibu mereka sendiri.

Tenaga sosial yang menyelamatkan mereka, Umirohmawati (42) mengatakan kedua balita itu sempat dipertemukan dengan sang ibu, YA (40) untuk kemudian pulang ke rumah mereka pada Kamis (19/5) kemarin.

"Ketua RT di tempat ibunya tinggal juga ikut datang menjemput dua balita itu. Artinya kan perangkat RT di lingkungannya juga peduli," katanya, Rabu.  (Baca: Bocah yang Telantar di Jalan Otista Mengaku Sering Dipukuli Orangtuanya)

Namun selang beberapa hari kemudian tepatnya pada Senin (23/5), keduanya ditemukan hidup telantar di depan Pos RW 09 Balimester, Jatinegara. Setelah dibujuk untuk bercerita mengapa kembali kabur dari rumah, TK dan adiknya karena takut dengan ibu mereka.

"Mereka kabur setelah satu malam pulang ke rumah. Tika mengaku tidak tahan tinggal di rumah karena ibunya galak dan kerap memukul sehingga akhirnya saya laporkan kembali masalah ini ke Dinas Sosial DKI," ucap Umi.

Humas Dinas Sosial DKI, Miftahul Huda mengatakan setiap anak yang hidup telantar akan diusahakan untuk kembali berkumpul dengan keluarganya.

"Namun setelah dipertemukan, ternyata kedua balita ini kembali kabur sehingga akhirnya kami menitipkan mereka di rumah aman Kementerian Sosial untuk menjamin keamanan anak ini," jelasnya. (Baca: Dua Bocah yang Telantar di Jalan Otista Sempat Menangis Kelaparan)

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Timur AKP Endang Sri Lestari mengatakan panti sosial pemerintah dapat meminta rekomendasi kepada kepolisian untuk merawat anak-anak yang telantar.

"Rekomendasi yang kami berikan nantinya menjadi dasar bagi panti untuk merawat anak itu. Jadi negara nantinya yang merawat," ujarnya.

Terkait adanya dugaan kekerasan yang dilakukan sang ibu kepada kedua anaknya itu, Endang mengungkapkan dibutuhkan visum dan pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikannya.

"Kedua balita ini kami akan visum karena dugaan pidana hanya bisa diajukan jika ada bukti kekerasan fisik," katanya. (Junianto Hamonangan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com