JAKARTA, KOMPAS.com - Sidang tilang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang digelar tiap pekan, jauh lebih ramai dari hari-hari biasa pada Jumat (27/5/2016).
Sebab, sejak Operasi Patuh Jaya 2016 dimulai pada 16 Mei lalu, polisi telah menilang lebih dari 60.000 pengendara.
(Baca juga: Polisi Keluarkan 59.507 Surat Tilang di Operasi Patuh Jaya 2016 )
Lonjakan kasus tilang yang masuk pengadilan ini pun dimanfaatkan oleh para calo. Mereka menawarkan jasa untuk mengurus persidangan kasus tilang dengan imbalan sejumlah uang.
Pantauan Kompas.com, tiap lima meter, tampak puluhan calo berjejer di Jalan Ampera Raya, mulai dari Rolling Stone Cafe hingga Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Sambil memegang selembar surat tilang berwarna merah muda, mereka menawarkan jasa kepada para pengendara yang melintas.
Asrul, seorang calo, mengatakan bahwa harga yang ditawarkan mereka bervariasi, tergantung dari pelanggaran yang dilakukan.
"Kalau STNK yang kena, enggak ada SIM, Rp 170.000, kalau SIM ada Rp 120.000 saja lah Mbak harga pasar," kata Asrul, Jumat.
(Baca juga: Calo Berhamburan Saat Lokasi Uji KIR di Ujung Menteng Disidak)
Dengan harga tersebut, para calo menjamin STNK dan SIM yang disita, akan kembali ke tangan pemiliknya.
"Bayar belakangan kalau sudah sidang, coba saya lihat dulu surat tilangnya," kata Toni, seorang calo lainnya.
Saat Kompas.com menunjukkan surat tilang dengan keterangan melanggar Pasal 291 Ayat (2) UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan dan Jalan, Toni memasang harga awal Rp 200.000.
"Enggak pakai helm, yang kena STNK, agak berat ini Mbak, Rp 150.000 boleh lah," ujarnya.
Memilih gunakan calo
Salah seorang pengendara motor, Dimas (35), mengaku membayar Rp 150.000 untuk mendapatkan kembali SIM-nya tanpa harus mengikuti sidang.
(Baca juga: Antara Praktik Calo Pembuatan SIM, Bantahan Satpas, dan Kritikan Jokowi)
Meskipun mengetahui bahwa biaya yang dikeluarkannya akan lebih murah apabila tanpa calo, Dimas mengaku tetap memilih menggunakan jasa calo.
"Lama ini sampai sore, bayar calo saja enggak apa-apa lah, nanti pulang kerja baru bayar ke calonya," kata Dimas.
Sekitar pukul 10.30, antrean di ruang sidang 1 terpantau masih ramai. Loket pendaftaran sidang juga cukup padat.