Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bukti Apa yang Bisa Menjerat Jessica?"

Kompas.com - 31/05/2016, 15:31 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, Hidayat Bostam, menyangsikan alat bukti yang dimiliki oleh penyidik Polda Metro Jaya untuk menjerat kliennya yang dituduh membunuh Wayan Mirna Salihin.

Menurut Bostam, alat bukti yang dimiliki penyidik tidak bisa menunjukkan langsung bahwa Jessica yang menaruh sianida dalam gelas kopi yang diminum Mirna.

Untuk itu, dia akan menunggu di persidangan untuk menguak semua alat bukti yang diajukan penyidik ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.

"Bukti apa yang bisa menjerat Jessica, sidik jari tidak ada, di CCTV jelas Jessica tidak berbuat apa-apa," ujar Bostam saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/5/2016).

"Dia tidak pegang gelas, tidak naruh racun, tidak pegang sedotan. Kalau mau masukin racun kan tutup botol racunnya harus dibuka, lalu diaduk untuk menjadi larut. Kan jelas di CCTV tidak ada perbuatan itu," ujarnya.

Bostam menilai, barang bukti berupa alat penggiling kopi dari Kafe Olivier mengada-ada. Pasalnya, alat tersebut tidak digunakan Jessica kala itu, yang menggunakan alat itu adalah bartender kafe tersebut.

"Alat penggiling kopi kan yang menggunakan bartendernya. Emang Jessica yang buat kopi itu?" ucap Bostam.

Bostam pun menuturkan, sampel celana yang dijadikan barang bukti oleh penyidik dinilai tidak logis. Pasalnya, celana tersebut bukanlah celana yang digunakan Jessica saat kejadian tersebut berlangsung.

"Ya enggak bisa dijadikan alat bukti, alat bukti itu yang melekat dalam sebuah tindak pidana," kata Bostam.

Mengenai penggunaan sampel celana tersebut hanya untuk barang peraga, Bostam mengatakan, polisi hanya mencari asumsi dalam kasus ini. Menurut dia, hukum pidana tidak mengenal asumsi.

"Itu asumsi, di hukum pidana tidak mengenal asumsi, hanya mengenal pembuktian," ujarnya.

Kejati DKI Jakarta telah menyatakan bahwa berkas perkara Jessica lengkap setelah polisi melimpahkan 37 barang bukti, termasuk rekaman CCTV, satu mesin penggiling, dan dua sampel celana panjang tersangka yang hilang.

Pada pelimpahan tahap dua, Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat juga menyatakan semua barang bukti telah terpenuhi.

Dalam kasus ini, Mirna tewas setelah minum es kopi vietnam di Kafe Olivier, Grand Indonesia, pada 6 Januari 2016. Ketika itu, ia sedang bersama dengan dua temannya, Jessica dan Hani.

Kompas TV Tidak Ada Perlakuan Khusus untuk Jessica Wongso
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com