Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunikasi Politik PDI-P DKI dan Bantahan Partai untuk Bersatu Kalahkan Ahok

Kompas.com - 01/06/2016, 08:48 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang pelaksanaan Pilkada DKI pada 2017, Dewan Perwakilan Daerah PDI-P DKI Jakarta akan terus mengintensifkan komunikasi politik dengan partai-partai politik lainnya.

Hingga saat ini, PDI-P DKI tercatat telah melakukan pertemuan dengan tiga partai, yakni PKS, Gerindra, dan PKB, terkait Pilkada DKI 2017.

Rencananya, hari ini PDI-P DKI juga akan bertemu dengan PAN. Sementara pekan depan, PDI-P DKI telah menjadwalkan pertemuan dengan Partai Golkar dan Demokrat.

Hasil pertemuan dengan sejumlah partai yang dilakukan DPD PDI-P DKI itu kemudian disampaikan kepada DPP PDI-P secara periodik. PDI-P yang memiliki 28 kursi di DPRD DKI dan dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI tetap membuka diri untuk bertemu dengan sejumlah partai.

Pertemuan itu dilakukan pengurus PDI-P untuk mencari kemungkinan koalisi demi menguatkan kekuatan.

"Tampak keinginan kuat kekuatan partai politik melakukan kemampuan kepartaiannya. Ini perlu digarisbawahi," ujar Pelaksana tugas Ketua DPD PDI-P DKI Bambang DH, Selasa (31/5/2016). (Baca: Akankah PDI-P Berkoalisi demi Melawan Ahok?)

Bantahan untuk melawan Ahok

Bambang membantah pertemuan dan komunikasi politik yang dilakukan pengurus PDI-P dengan partai lain untuk bersatu melawan gubernur petahana DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dia menjelaskan, keputusan Mahkamah Konstitusi yang memperbolehkan adanya calon independen memungkinkan terbentuknya koalisi yang besar.

Itulah sebabnya PDI-P melakukan pertemuan dengan sejumlah partai.

"Tidak (untuk melawan Ahok) gitu. Tahun 2015 menjelang pilkada ada keputusan MK bahwa calon tunggal pun tidak masalah. Dengan keputusan itu, kecenderungan ke depan akan buat koalisi besar. Jadi mereka (partai) yang punya modal popularitas besar akan buat koalisi sebesar mungkin," kata Bambang.

Koalisi yang besar itu terbentuk karena dua hal. Pertama, adanya jaminan keterpilihan calon yang diusung koalisi tersebut.

"Kedua, setelah terpilih kan butuh stabilitas politik. Makin banyak kekuatan politik yang mendukung (makin stabil)," ucap dia. (Baca: Ahok Mengingat Kembali Ketika PDI-P di DPRD DKI Juga Ikut Menyerangnya)

Meski terus melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai, Bambang menyebut PDI-P juga akan tetap melihat dinamika politik yang berkembang untuk menentukan adanya koalisi atau tidak dengan partai tertentu.

"Ini kan dinamis. Walaupun komunikasi tetap ada, kan kami terus ikuti dinamika yang ada. Karena DKI itu yang paling cepat dinamikanya. Nanti makin dekat, bisa jadi bukan hanya bulanan, mingguan, bahkan harian bisa terjadi zig-zag. Kami harus antisipasi berbagai kemungkinan," jelas Bambang.

Kompas TV PDI-P Masih "Galau" Cagub DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com