Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Minta Penertiban Lauser Ditunda Sampai Ada Kesepakatan dengan Warga

Kompas.com - 01/06/2016, 20:11 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisi A DPRD DKI Jakarta, Rabu (1/6/2016) menghadiri rapat di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan dengan warga yang permukimannya ditertibkan. Usai rapat yang berlangsung tertutup itu, Ketua Komisi Riano Ahmad meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunda penertiban sampai ada kesepakatan dengan warga.

"Kami minta tunda, cari solusi yang terbaik. Coba pemerintah di-review ulang kembali. Ini kan masyarakat belum mau. Kita tunggu sampai mau," ujar Riano.

Riano menyatakan DPRD tidak menentang rencana penertiban Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan terhadap permukiman di Rawajati, Bukit Duri, dan Leuser. Namun, ia meminta agar sosialisasi dan mediasi ditingkatkan.

Warga Leuser, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, April lalu telah menerima surat peringatan pertama (SP-1) terkait penertiban. Warga yang menolak keras, mengadukan masalah ini ke DPRD.

"Pemerintah memang yang punya lahan itu. Tapu di sisi lain masyarakat sudah lama tinggal di situ, minimal mereka dapat rusun lah," ujar Riano.

Pemkot Jakarta Selatan akhirnya setuju merelokasi warga Leuser ke rusun seperti permintaan DPRD. Namun hal itu ditentang oleh warga Leuser dengan berbagai alasan. DPRD pun terus mendorong agar warga bersedia direlokasi ke rusun.

"Kalau saya pikir rugi ya mereka menolak. Tanah itu kan punya PDAM melalui sertifikat HGB," katanya.

Warga diketahui telah menempati lahan itu sejak tahun 1950-an. PAM Jaya sebagai pemilik dengan HGB 1621 telah berulang kali mencoba mengosongkan lahan itu dari permukiman liar.

Hingga Maret lalu, PAM Jaya menyerahkan lahan itu kepada Pemprov DKI Jakarta untuk dikembalikan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

"Warga tidak punya kekuatan hukum tapi di sisi lain negara, dalam hal ini pemerintah, wajib memberikan kehidupan yang layak kan," kata Riano.

Kompas TV Warga Lauser Tolak Digusur!


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com