Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pendiri "Teman Ahok" Mendapat Status "Unwanted Person" di Singapura

Kompas.com - 05/06/2016, 10:28 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Salah satu pendiri "Teman Ahok", Singgih Widiyastono, mengatakan, dua temannya sesama pendiri tim pendukung ini, Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris Saerang, mendapat status unwanted person dari Kantor Imigrasi Singapura.

Hal itulah yang membuat keduanya ditahan, tidak boleh keluar dari area Bandara Changi ketika tiba di sana pada Sabtu (4/6/2016) siang waktu setempat.

"Mereka statusnya unwanted person. Namun, kami juga tidak mengerti kenapa dapat status kayak begitu," kata Singgih kepada Kompas.com di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (5/6/2016).

Hingga saat ini, pihak Teman Ahok belum mendapat penjelasan utuh dari pihak Singapura tentang alasan penahanan Amalia dan Richard selama belasan jam lebih.

Teman Ahok baru diberi informasi dari KBRI di Singapura bahwa pihak Singapura menilai, kedatangan Amalia dan Richard untuk kegiatan politik, sesuatu yang dilarang menurut aturan di Singapura.

"Padahal untuk dokumen dan berkas perjalanan segala macamnya itu tidak ada masalah, semuanya lengkap. Saya sendiri baca rundown acara Food Festival itu tidak ada sesi diskusi, jadi cuma makan, begitu saja. Akan tetapi, kenapa diperlakukan kayak gimana banget," ujar Singgih.

Amalia dan Richard diketahui ditahan oleh Imigrasi Singapura saat baru tiba di Bandara Changi, Sabtu (4/6/2016) siang.

Amalia dan Richard datang ke Singapura atas undangan warga Jakarta yang bermukim di negara tersebut. Keduanya pada awalnya direncanakan akan datang ke acara Food Festival Bazzar.

"Nah, sampai di Changi pukul 14.30. Ketika pemeriksaan administrasi, mereka ditahan oleh Imigrasi Singapura dalam status orang yang tidak boleh masuk ke Singapura," ucap Singgih saat dihubungi, Sabtu malam.

Menurut Singgih, kontak Amalia dan Richard dengan dunia luar pun diputus, bahkan tidak bisa ditemui oleh KBRI. Akibatnya, kedutaan tidak bisa menemui Amalia dan Richad karena mereka masih dalam proses isolasi.

Kompas TV Teman Ahok Terus Jaring KTP Dukungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com