JAKARTA, KOMPAS.com - Para penumpang kereta yang turun di Stasiun Sudirman, kini harus berjalan ke arah Halte Dukuh Atas jika ingin berganti moda transportasi. Ojek dan bus sudah tidak ada lagi di depan stasiun dan trotoar.
Spanduk dari Dinas Perhubungan dan Polda Metro Jaya terpasang melarang ojek untuk parkir, berhenti, atau mangkal.
Pantauan Kompas.com, sebanyak tujuh orang petugas Dishub berjaga di sisi-sisi pagar. Oki, salah seorang petugas dari Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Pusat mengatakan mulai pagi hingga malam, para petugas ini menghalau tukang ojek, bus sedang, hingga penumpangnya untuk tertib aturan.
Kendaraan yang masih membandel, biasanya hanya akan ditegur. Jika tidak mengindahkan juga, mereka siap menderek kendaraan itu.
"Dulu kan bisa mangkal depan stasiun. Sekarang kami arahkan supaya ke halte TransJakarta," kata Oki, Senin (6/6/2016).
Pasalnya, laju lalu lintas dari arah Bundaran HI cukup membahayakan. Kendaraan dan pejalan kaki berisiko ditabrak dari belakang oleh kendaraan yang berkecepatan tinggi.
Oki menyebut kini memang mayoritas orang sudah tertib dengan menunggu di halte. Namun, setiap harinya masih ada beberapa yang nekat meloncati pagar terutama pada jam-jam padat seperti pukul 07.00.
"Kita kan enggak tahu nanti kalau tiba-tiba dia loncat terus kepeleset atau kesandung kebetulan dari belakang kendaraan kencang, kan bahaya ini," ujar Oki.
Dengan dilarangnya naik turun penumpang di depan stasiun dan trotoar, kini ojek pangkalan dan ojek online lebih banyak menunggu penumpang di putaran ke arah Jalan Galunggung maupun di Jalan Kendal.