Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesadaran Menjaga Sungai yang Semakin Runtuh...

Kompas.com - 08/06/2016, 15:00 WIB

 Abdul yang tinggal di tepi Kali Cakung menjelaskan, air sungai itu tadinya dipakai untuk mengairi sawah. Namun, sawah di kawasan itu kini sudah tergusur proyek Kanal Timur yang selesai dibangun pada 2010.

Abdul hingga kini tetap memanfaatkan air kali untuk menyiram tanaman kangkung dan bayam miliknya di lahan kosong di tepi Kali Cakung. ”Air Kali Cakung 20 tahun lalu masih bening. Sejak banyak bangunan (di bantaran), air jadi butek. Kalau dulu, meski airnya coklat, tetapi kalau diambil memakai tangan, (terlihat) bening,” ungkapnya.

Perilaku warga

Memburuknya kualitas sungai di Jakarta tak terlepas dari perilaku warga membuang sampah sembarangan.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan, dari 6.700-7.000 ton sampah yang diproduksi di Jakarta setiap hari, sekitar 400 ton terdapat di permukaan air dan kebanyakan ada di aliran sungai.

Nirwono Joga, pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, menilai, jika sungai dipandang sebagai potensi dan sumber kehidupan, sungai akan dirawat dan dikelola dengan baik. Kondisi sungai di sebuah kota mencerminkan perilaku warga dan kepedulian pemerintahnya.

Ironisnya, 13 sungai di Jakarta selama ini terabaikan. Hingga kini, kata Nirwono, sebagian warga Jakarta masih hidup ”membelakangi” sungai sehingga sungai diasosiasikan negatif, dianggap sebagai tempat sampah dan penyebab banjir.

”Padahal, Jakarta tak akan banjir dan krisis air baku jika sungai dikelola dengan baik. Terlebih lagi, Jakarta memiliki 13 sungai yang dapat menjadi potensi luar biasa,” paparnya.

Untuk itu, sudah saatnya paradigma negatif terhadap sungai ini diubah. Di Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, misalnya, warga mulai membangun kawasan bantaran kali secara partisipatif. Di RT 015 RW 002, ada 97 rumah yang berdiri 4 meter dari bibir kali.

Antara kali dan halaman rumah warga dibatasi jalan inspeksi selebar 3 meter. Semua rumah didesain menghadap kali. Pembangunan secara partisipatif itu dilakukan sejak tahun 1999. Sebelum bermusyawarah dengan pemerintah, warga melakukan studi banding ke Kali Code di Yogyakarta.

”Seusai ditata, rumah kami sempat kebanjiran hingga ketinggian 2-3 meter. Namun, setelah Kanal Timur dibangun, sudah tak pernah banjir lagi,” ujar Sumiati (43), Ketua RT 015 RW 002 Cipinang Besar Selatan.

Warga menata kawasan bantaran kali itu dengan biaya swadaya. Secara bertahap, warga memindahkan rumahnya yang mepet dengan kali hingga berjarak 4 meter. Setelah itu, warga pelan-pelan membangun rumah mereka menjadi dua lantai. Dengan desain menghadap kali, kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di kali semakin tinggi.

Warga pun beriuran Rp 15.000 per bulan untuk membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara.

Kesadaran menjaga sungai di kalangan warga Jakarta memang harus dibangun kembali.... (ILO/MDN/WAD/DEA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Juni 2016, di halaman 1 dengan judul "Kesadaran yang Semakin Runtuh..."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com