JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah kecolongan dalam kasus SPBU Rempoa, Pertamina pada Kamis (9/6/2016) siang mengungkapkan satu-satunya cara untuk memastikan takaran bensin sesuai dengan meteran yang ditunjukkan oleh dispenser.
Di SPBU Veteran, Unit Metrologi Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta, sebagai instansi yang bertanggung jawab melakukan pengawasan, menunjukkan cara untuk mengetahui takaran melalui alat uji bejana tera.
Di bejana itu terdapat meteran yang menunjukkan selisih antara volume yang seharusnya dengan yang keluar dari nozzle atau selang. Batas toleransi penyimpangan atau selisih adalah sebesar 0,5 persen dari total volume. Karena itu, jika diisi 20 liter, selisih maksimal adalah 100 mililiter.
"Satu nozzle tiga kali ditera, setelah itu diambil rata-ratanya untuk kemudian dikembalikan ke nol lagi (selisihnya)," kata Kepala Unit Metrologi Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta, Johan Taruma Jaya.
Hanya melalui cara ini dapat diketahui bahwa takaran berbeda. Johan mengatakan, secara kasatmata, mustahil mengetahui takaran tidak sesuai. Dalam kasus SPBU Rempoa, pengelola memasang sebuah alat pengendali takaran yang dapat dikendalikan dari jauh melalui sebuah remote control.
Johan kurang mengetahui cara kerja alat tersebut, tetapi menduga alat itu mengubah pulsa atau deposit bensin di tangki endap.
"Atau dia mengubah kecepatan sehingga meteran jalan terus, tetapi yang keluar tidak seharusnya," kata Johan.
Menurut Johan, alat itu sebesar korek api dan dipasang di dalam dispenser. Peneraan oleh pihaknya dilakukan secara berkala, tetapi terjadwal enam bulan sekali atau setahun sekali. Pihak SPBU juga dapat meminta dilakukan peneraan jika merasa takarannya kurang pas.
"Tanggung jawab kami besar karena ada nama kami di tiap nozzle, jadi kalau berbeda kami yang kena," kata Johan. (Baca: SPBU di Rempoa yang Curangi Takaran Sudah Lolos Audit dan Uji Tera)
Sementara itu, Senior Sales Executive Retail Pertamina Wilayah Jakarta Selatan Awan Raharjo menyatakan, pihaknya juga selalu melakukan pengecekan oleh auditor internal. Seorang mystery guest akan datang ke SPBU layaknya masyarakat biasa dan melakukan penilaian.
Jika dirasa tidak pas, mystery guest atau masyarakat dapat meminta pihak SPBU melakukan peneraan dengan bejana.
"Di Pertamina ada yang namanya kami melakukan monitoring secara berlapis. Pertama yang kami lakukan sebelum SPBU beroperasi setiap hari, harus ditera dengan alat ukur, ini internal, setiap SPBU punya," kata Awan. (Baca: Pemilik SPBU Curang di Rempoa Diduga Miliki Beberapa SPBU)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.