Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organda Keluhkan Akses ke Terminal Pulogebang, Ini Kata Kadishub DKI

Kompas.com - 14/06/2016, 21:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, pihaknya telah menyediakan trayek angkutan kota bagi penumpang yang hendak menuju Terminal Pulogebang.

Hal ini disampaikan Andri dalam menanggapi keluhan Organda DKI mengenai pemindahan perusahaan otobus (PO) ke Terminal Pulogebang.

Organda mempersoalkan akses angkutan kota bagi penumpang ke terminal tersebut yang dianggap terlalu sulit.

"Terminal Pulogebang itu kan sudah ada trayeknya delapan KWK dan empat metromini. Dua bus besar, mayasari dan transjakarta," kata Andri dalam acara forum diskusi bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) dan Organda yang mengangkat tema "Persiapan Terminal dan Angkutan Umum Menyambut Lebaran Tahun 2016", di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (14/6/2016).

(Baca juga: PO Bus yang Tidak Pindah ke Terminal Pulogebang hingga 20 Juni Terancam Ditertibkan)

Menurut Andri, angkutan yang disediakan tersebut sudah dapat mengangkut penumpang menuju terminal.

Penumpang juga dinilainya bisa menggunakan taksi untuk menuju terminal tersebut.

Andri pun menilai, keluhan itu dibuat-buat pihak PO yang menolak dipindahkan.

"Sekarang orang baru pindah kan masih belum biasa saja. Kalau nanti itu semua sudah dipindahkan ke Terminal Pulogebang, nanti juga jadi biasa," ujar Andri.

Andri juga menyampaikan, pihaknya berencana menjadikan Jakarta hanya memiliki tiga terminal antarkota dan antarprovinsi (AKAP).

Rencananya, tiga terminal yang dijadikan terminal AKAP adalah Terminal Pulogebang, Terminal Kampung Rambutan, dan Terminal Kalideres.

Terminal Pulogebang akan fokus melayani penumpang rute arah timur Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, sampai Lombok, dan bisa juga melayani rute ke arah utara Jawa.

Sementara itu, Terminal Rambutan akan melayani penumpang rute Jawa Barat dan Jawa Tengah sisi selatan.

Adapun Terminal Kaliders akan melayani penumpang rute ke wilayah Sumatera.

"Terminal kita ini semua kelas. Kurang strategis apa? Semua dekat tol. Coba tanya sopirnya, dia lebih senang mana, ya Pulogebang daripada Pulogadung. Dia juga stres orang macet melulu Pulogadung," ujar Andri.

"Dia enak, keluar langsung masuk tol. Dari tol, langsung masuk terminal. Cuma, memang karena enggak biasa pindah atau baru, ya wajar seperti itu," sambung Andri.

Sebelumnya, Ketua I DPP Organda DKI Kurnia Lesani Adnan mengatakan, pemindahan PO bus ke Terminal Pulogebang seperti mengusir para PO bus ke daerah pinggiran.

(Baca juga: Ini Penjelasan Kadishub DKI soal Loket Terminal Pulogebang yang "Terbatas")

Organda mempersoalkan akses penumpang ke terminal tersebut yang dianggap terlalu sulit. Sebab, menurut dia, angkutan dalam kota menuju Terminal Pulogebang belum banyak.

"Yang akan jadi momok kami di Jakarta, yaitu Pulogebang, kita dihantui diusir ke Terminal Pulogebang, sementara akses ke teminal tersebut masih sangat sulit," kata Adnan.

Ia juga menyatakan bahwa Organda mempertimbangkan kepentingan warga. "Jangan tanya maunya PO apa, tanya penumpang. Penumpang ke terminal nyari akses yang gampang, apa yang susah," ujar Adnan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com