Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Ahok, Eksperimen Demokrasi

Kompas.com - 15/06/2016, 05:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Namun, lebih daripada itu, jalur perseorangan yang di tempuh Ahok bersama Teman Ahok di pusat etalase politik Jakarta merupakan pembelajaran politik partisipatoris yang paling nyata untuk Indonesia. Setidaknya ada tiga hal yang bisa menjadi legacy Ahok.

Pertama, seperti dikatakan Roosevelt di atas, pemilik demokrasi yang sesungguhnya adalah publik, bukan partai politik atau elit-elite politik.

Fenomena Teman Ahok adalah eksperimen partisipasi otentik publik di luar partai politik. Ia menjadi semacam pengingat bahwa masyarakat memiliki kekuatan untuk melakukan dekonstruksi atas ketidakpuasan mereka pada kinerja partai politik dan nilai-nilai buruk yang ada di dalamnya seperti korupsi, politik transaksional, dan setoran kiri kanan untuk berbagai urusan.

Selain itu, bukankah wajah sebagian partai politik kita umumnya menampilkan potret oligarki ketua umumnya ketimbang sebagai partai yang partisipatoris. Teman Ahok menjadi semacam kontrol nyata civil society atas praktik demokrasi oligarkis yang dijalankan para politisi itu.

Catatan lain, Teman Ahok adalah representasi generasi milienial atau kerap disebut generasi Y. Anak-anak muda berusia 17-35 tahun yang selama ini barangkali merasa teralienasi dalam hiruk pikuk politik di tanah air, mampu membuktikan diri menjadi sebuah kekuatan politik yang mumpuni.

Ini kelak menjadi warisan dan proses pembelajaran yang berharga dalam perjalanan demokrasi Indonesia.

Transaksional

Kedua, meminimalisir politik transaksional. Politik transaksional rasanya mustahil dilepaskan dalam praktik demokrasi di manapun. Politik selalu adalah soal kompromi.

Jokowi yang semasa kampanye pilpres mendengung-dengungkan “dukungan tanpa syarat” toh akhirnya harus terjerambab pada kompromi politik dalam penyusunan kabinetnya.

Secara pragmatis Jokowi tidak bisa melepaskan utang budi sejumlah partai politik yang mendukungnya. Tak ada makan siang gratis.

Calon perseorangan meminimalisir ruang utang budi. Ia seharusnya memiliki posisi tawar yang lebih baik. Ini sama sekali tidak ingin menafikan peran partai politik di legislatif yang menjadi penyeimbang kekuasaan.

Justru eksperimen penting yang harus dibuktikan adalah bahwa calon perseorangan yang menang pilkada dituntut untuk dapat bermitra secara lebih sehat dengan partai politik di parlemen.

Ahok punya catatan buruk dalam relasinya dengan legislatif DKI Jakarta sepanjang periode kepemimpinannya yang galak. Tentu saja ini adalah pekerjaan rumah berikutnya yang harus diselesaikanya jika ia kelak memenangi pilkada dari jalur perseorangan.

Partisipasi politik

Ketiga, partisipasi politik civil society di luar relawan adalah sesuatu yang ril. Bisa jadi ini adalah bagian yang terberat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com