Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Segel Meja Kerja dan Lemari Panitera PN Jakarta Utara yang Terkena OTT

Kompas.com - 16/06/2016, 15:08 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Rabu (15/6/2016) sore. Mereka melakukan penggeledahan di ruang panitera.

Humas PN Jakarta Utara, Hasoloan Sianturi, menjelaskan, ada tiga orang petugas penyelidik dari KPK datang ke PN Jakut untuk memeriksa ruang kerja R, yang saat ini menjalani pemeriksaan di Gedung KPK setelah tertangkap dalam operasi tangkap tangan yang dilakukan pada Rabu kemarin.

Hasoloan mengatakan, saat berada di ruangan R, KPK langsung menyegel sebuah meja kerja dan lemari dokumen milik R.

"Mereka datang ke ruangan R, meja kerja dan filling cabinet R digarisi KPK line. Mereka meminta izin dulu sebelum masuk. Mereka bertindak secara kooperatif," ujar Hasoloan di PN Jakarta Utara, Kamis (16/6/2016).

Karena R berada dalam sebuah ruangan bersama yang digunakan Panitera pengganti lainnya, pihak PN Jakut meminta agar tidak seluruh ruangan disegel. Penyegelan seluruh ruangan bisa menggangu kelancaran dari petugas Panitera lain.

Hasoloan mengatakan, ketiga petugas yang datang tidak membawa apapun selepas keluar dari ruangan R. Ia menyebut, belum ada penggeledahan yang dilakukan karena masih belum Pro Justitia .

Dari penjelasan KPK, kata Hasoloan, R ditangkap bersama dengan seorang yang diduga pengacara, di depan Univertitas 17 Agustus 1945, Jakarta Utara, yang letaknya tak jauh dari PN Jakut.

Dari keterangan KPK juga, kata Hasoloan, didapati uang sejumlah Rp 350 juta. R ditangkap pukul 10.30 WIB.

Hasoloan mengatakan, R tidak pernah menjadi panitera pengganti dari kasus Saipul Jamil, di mana bahwa kabar yang beredar, R menerima uang atas kasus Saipul Jamil.

"Saya tidak pernah mendengar isu itu. Dan yang menyebut R adalah Panitera pengganti dari kasus SJ (Saipul Jamil) Itu tidak benar karena R sama sekali bukan Panitera penganti kasus SJ, paniteranya adalah Doly Siregar. Jadi R sama sekali tidak pernah ikut," ujar Hasoloan.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo membenarkan kabar yang menyebut Tim Satgas KPK telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap satu orang panitera di Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan satu orang pengacara yang berlangsung pada Rabu (15/6/2016).

"Jadi, ya memang ada operasi tangkap tangan, yang ditangkap salah satu panitera dan satu pengacara," ujar Agus saat ditemui di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Kompas TV Saipul Jalani Sidang Perdana di PN Jakut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Megapolitan
Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Terus Bertambah, Pemkot Tetapkan Status KLB

Megapolitan
Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Korban Dugaan Keracunan Massal di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang

Megapolitan
Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Lapor ke Megawati Soal Pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Hasto Diminta Taat Hukum

Megapolitan
Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Usai Dimintai Keterangan, Hasto: Kader Harus Berani Menyuarakan Kebenaran

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Ibu di Tangsel Cabuli Anaknya, Kakak Ipar: Hidup Pelaku dan Keluarganya Normal

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Ibu yang Cabuli Anak Kandung di Tangsel Kaget Videonya Viral di Media Sosial

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Bocah di Bekasi yang Tewas Dalam Lubang Galian Air Disebut Juga Jadi Korban Pelecehan

Megapolitan
Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Cabuli Anaknya Sendiri di Tangsel, Keluarga Suami Minta Pelaku Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Tukang Pelat di Matraman Akui Pernah Terima Pesanan Pelat Nomor Cantik, Kini Tak Berani Lagi

Megapolitan
Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Dapat Pesan dari Prabowo, Aji Jaya Diminta Terjun ke Masyarakat Saat Kampanye Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Keluarga Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Tak Terima, Tuntut Suaminya Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com