Di tengah semakin meningkatnya ongkos politik tanah air, sumbangan yang diberikan masyarakat dalam bentuk pembelian merchandise merupakan bentuk partisipasi politik yang sangatlah positif.
Apakah kelak ingin meniru PAC yang dapat mengalirkan langsung dana ke kandidat atau Super PAC yang bersifat independen, biarlah pihak berwenang yang menentukan.
Poin terakhir yang juga tidak kalah krusial adalah hubungan Teman Ahok dan partai politik yang sedang menjadi isu panas.
Di Amerika , kemunculan PAC dan Super PAC tidak memicu terjadinya perdebatan mengenai deparpolisasi. Yang ada, partai dan komite politik ini saling bahu-membahu untuk mengejar target kemenangan yang diincar.
Umumnya PAC maupun Super PAC akan berkonsentrasi dalam memperkenalkan kandidat ke masyarakat dan pemasangan iklan politik untuk “menghajar” lawan politik yang dihadapi.
Partai Demokrat maupun Partai Republik sendiri memiliki keterbatasan dalam hal perekrutan tenaga kampanye dan jumlah dana yang dapat diterima. Kehadiran komite politik ini sangatlah membantu partai untuk menjalankan kampanye politik yang memerlukan energi dan biaya yang besar.
Dalam rilis Minggu sore, (19/6/2016), Teman Ahok dalam salah satu poinnya menyatakan “ siap bekerjasama dengan seluruh pihak dengan satu syarat, yaitu memiliki tujuan yang sama. Dengan relawan-relawan lain, dengan partai-partai politik, selama semuanya mendukung Ahok tanpa syarat dan hutang politik.
"Teman Ahok bukan relawan anti partai politik. Gerakan seperti Teman Ahok justru untuk memperlihatkan aspirasi warga kepada parpol, dan kami bersyukur hari ini sudah ada beberapa Parpol yang menjawab aspirasi tersebut,” tulis rilis tersebut.
Apakah Super PAC ala Indonesia bernama Teman Ahok ini akan lebih jelas fungsinya dan membentuk “grand coalition” dengan partai politik seperti di AS? Waktulah yang akan menjawabnya.
Sebagai penutup, penulis ingin mengakhiri dengan menyentil sedikit bahwa partai politik memang dipenuhi segudang cerita negatif. Namun jika kita hanya melihat sisi negatif partai maka tidak akan pernah ada founding fathers.
Bangsa ini bahkan mungkin tidak akan pernah dilahirkan sebagai Indonesia jika pada 4 Juli 1927 Bung Karno tidak mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) yg menempuh perjuangan politik merebut kemerdekaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.