Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghapusan "Three In One" dan Keluhan Para Pejabat...

Kompas.com - 24/06/2016, 09:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hampir dua bulan terakhir ini penerapan pembatasan kendaraan roda empat dengan sistem satu mobil minimal berpenumpang tiga orang atau yang dikenal "three in one" dihapus.

Sebelumnya, kebijakan ini diterapkan di tiga jalan protokol, masing-masing di Jalan Thamrin, Sudirman, dan Gatot Subroto pada Senin-Jumat, tepatnya pada pukul 07.00-10.00 dan 16.30-19.00.

Pasca-penghapusan three in one, pengguna kendaraan roda empat dapat bebas melintas, kapan pun dan berapa pun penumpangnya. Sebagai imbasnya, terjadi peningkatan volume kendaraan di jalan-jalan protokol.

Penghapusan three in one rupanya turut berdampak terhadap kegiatan para pejabat. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pun mengeluhkan penghapusan sistem ini.

(Baca juga: Wagub DKI Sebut Ada Sisi Positif "Three in One" Ditiadakan)

Saat menghadiri rapat paripurna istimewa HUT Ke-489 DKI Jakarta di Gedung DPRD, Rabu (22/6/2016), Tjahjo sempat menyindir soal kemacetan di Jakarta.

Menurut dia, butuh waktu berjam-jam untuk menempuh perjalanan yang sebenarnya dekat.

"Biasanya banyak mobil yang berjajar berhenti di sepanjang jalan. Biasa berbagai merek mobil, warna mobil, berjajar. Dari Jalan Sudirman ke Jalan Medan Merdeka Barat bisa dua jam. Betapa indahnya pemandangan. Dari Jalan Rasuna Said, 3 jam sampai ke Mampang. Indahnya," ujar Tjahjo.

Keluhan lain juga datang dari Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

Menurut dia, kini dibutuhkan waktu 1-2 jam untuk sekadar menempuh perjalanan dari Jalan Sudirman ke kawasan Jalan Medan Merdeka.

Prasetio juga menyoroti separator busway di kawasan Bundaran Hotel Indonesia.

Kata Prasetio, arus kendaraan yang datang dari arah Jalan Sudirman ke Jalan MH Thamrin kerap terkunci ketika memasuki Bundaran HI.

Sebab, separator busway yang berada tepat di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) Bundaran HI itu harus steril sehingga kendaraan selain transjakarta harus melaju di jalur umum.

Sementara itu, jalur umum di sana semakin sempit karena adanya proyek pembangunan MRT.

"Jadi kayak bottleneck, tahu enggak. Dikunci karena ada separator busway. Jadi dari yang jalurnya luas begitu masuk HI langsung sempit. Bisa sejam dua jam sendiri, Bos, buat ke Medan Merdeka," ujar Prasetio, di Gedung DPRD, Kamis (23/6/2016).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengakui bahwa penghapusan three in one menyebabkan adanya peningkatan volume kendaraan di jalan-jalan yang dulunya menjadi lokasi penerapan kebijakan tersebut. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Kan Belum Dilantik

Megapolitan
Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Belum Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Bingkai: Belum Ada yang Pesan

Megapolitan
Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Gugatan PDI-P terhadap KPU di PTUN Berlanjut, Sidang Akan Digelar 2 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com