JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membatalkan rencananya menyaksikan pertandingan lanjutan Torabika Soccer Championship antara Persib Bandung dan Persija Jakarta, di Stadion Jalak Harupat, Bandung, 17 Juli 2016.
Djarot membatalkan rencananya karena kecewa terhadap pendukung Persija, "The Jakmania", setelah terjadinya kericuhan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (25/6/2016).
"Jadi waktu itu kami gagas bersama Kang Ridwan Kamil untuk bisa ke Bandung, saya ketemu dengan Viking (pendukung Persib Bandung). Tapi, kalau sudah rusuh seperti ini, malaslah saya," kata Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/6/2016).
Sedianya Djarot ingin menonton laga Persib versus Persija tersebut, kemudian bertemu dengan Viking, seperti yang sebelumnya dilakukan Ridwan atau Emil terhadap Jakmania saat Final Piala Presiden 2015 lalu.
Namun, rencana itu buyar akibat tindakan anarkistis yang dilakukan segelintir oknum Jakmania yang menyerang polisi.
"Kemarin tuh Kang Emil sudah membuka diri lho. Kalau sudah seperti ini ya saya malaslah. Saya pikir kepolisian juga akan berpikir ulang (mengizinkan pertandingan Persib versus Persija ditonton suporter)," kata Djarot.
"Ini harus ada koreksi total pada teman-teman Jakmania, terutama mereka yang provokator-provokator itu," ucap Djarot.
Sebelumnya, pertandingan sepak bola Persija melawan Sriwijaya FC dihentikan karena berujung rusuh di SUGBK pada Jumat tengah malam. Kerusuhan itu diduga karena salah satu suporter Jakmania masuk lapangan saat Persija kebobolan 0-1 oleh Sriwijaya.
Akibat ulah oknum suporter yang diikuti rekan lainnya itu, penonton menjebol pagar sektor 13 dan 14 di stadion tersebut. Berdasarkan pendataan, terdapat enam anggota kepolisian terluka, 19 suporter mengalami sesak napas akibat tembakan gas air mata, dua mobil rusak, dan lima sepeda motor dibakar.