Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Yakin Mafia Tanah Pembelian Lahan di Cengkareng Barat Libatkan "Orang Dalam"

Kompas.com - 28/06/2016, 13:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menilai pembelian lahan rumah susun di Cengkareng Barat menjadi masalah karena adanya mafia tanah. Ia menduga mafia tanah tersebut juga melibatkan oknum di internal Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Pemalsuan-pemalsuan itu yang bisa kan orang dalam. Orang dalam itu bisa oknum dari kita PNS DKI atau bisa oknum dari BPN. Bisa oknum dari mana-mana ini," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (28/6/2016).

BPN berperan mengeluarkan sertifikat dalam proses jual beli lahan tersebut. Sedangkan dalam kasus ini, ada dua pihak yang memiliki sertifikat untuk lahan yang sama.

Dinas Perumahan DKI membeli lahan di Cengkareng Barat dari Toeti Noeziar Soekarno. Padahal, dari temuan BPK, diketahui bahwa lahan itu ternyata milik Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan.

Djarot mengatakan bahwa oknum lurah di Cengkareng Barat sudah dipecat karena mengetahui ada pemalsuan dokumen. Menurut Djarot, pembelian lahan yang janggal seperti di Cengkareng Barat tidak akan mulus jika tidak ada campur tangan orang dalam.

"Pasti ada orang dalam, tidak bisa mafia itu berjalan sendiri tanpa orang dalam. Kalau enggak ada orang dalam, kita enggak bisa beli, enggak bisa meyakinkan," ujar Djarot.

Dalam kesempatan terpisah, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyebut salah seorang kepala bidang di Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta pernah ketahuan ingin membagi-bagikan uang hasil gratifikasi ke sesama rekannya.

Namun, tindakan itu batal dilakukan karena adanya laporan dari salah seorang pejabat lain. Uang hasil gratifikasi yang nilainya Rp 9,6 miliar itu kemudian dilaporkan oleh Kepala Dinas Perumahan Ika Lestari Aji kepada.

Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Januari 2016. Adapun si kepala bidang yang dimaksud kemudian dicopot dari jabatannya.

"Jadi ada yang mau bagi duit, tapi ada yang nolak dan ngelapor," kataAhok.

Ahok berkeyakinan gratifikasi yang masuk ke Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan memiliki kaitan dengan masalah pembelian lahan untuk rumah susun di Cengkareng Barat, Jakarta Barat.

Sebab, kata Ahok, gratifikasi diberikan oleh si penjual lahan yang diketahui bernama Toeti Noeziar Soekarno.

Kompas TV Ada Oknum Pemprov DKI Jadi Mafia Tanah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki, Supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya Cawe-cawe Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Mengaku Polisi, Seorang Begal Babak Belur Diamuk Massa di Bekasi

Megapolitan
Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Beredar Foto Dahi Selebgram Meli Joker Benjol Sebelum Bunuh Diri, Polisi: Itu Disebabkan oleh Korban Sendiri

Megapolitan
Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil 'Live' Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Polisi Sebut Kekasih Selebgram yang Bunuh Diri Sambil "Live" Tak Lakukan Kekerasan Sebelum Korban Akhiri Hidup

Megapolitan
Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Merantau ke Jakarta Jadi Pemilik Warung Sembako, Subaidi Sering Dianggap Punya Banyak Uang oleh Orang di Kampung

Megapolitan
PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

PDI-P Depok Sebut Supian Suri Punya Modal Popularitas dan Elektabilitas untuk Ikut Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com