Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Baik, Warga Apresiasi Pemerintahan Ahok-Djarot

Kompas.com - 28/06/2016, 17:03 WIB

Pengelolaan sampah dan limbah di Jakarta juga dianggap belum terorganisasi dengan baik. Kasus pemblokiran Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, oleh sejumlah warga pada 23 Juni menjadi salah satu parameter bahwa pengelolaan sampah Jakarta belumlah beres.

Meski demikian, masyarakat tetap memberikan dukungan atas upaya yang dilakukan Pemprov untuk pengelolaan sampah.

Meski mayoritas memberikan apresiasi positif, ada beberapa kasus yang menjadi sorotan masyarakat untuk diperhatikan Gubernur Basuki. Rencana Pemprov DKI Jakarta merevisi Peraturan Gubernur Nomor 228 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pelaksanaan Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Ruang Terbuka menuai protes sejumlah pihak karena dianggap mengekang kebebasan berpendapat.

Kasus lainnya terkait Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, khususnya aturan minuman keras atau miras boleh dijual asal dibatasi. Dalam perda, tidak dijelaskan pelarangan penjualan miras. Gubernur Basuki berpendapat, miras boleh dijual karena kadar alkoholnya kurang dari 5 persen. Kasus ini menjadi polemik di tingkat warga.

Kepercayaan sosial

Perubahan kondisi Jakarta itu semakin membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintahan dan lingkungan sekitar. Mulai dari tetangga, tokoh masyarakat, aparat kelurahan, aparat pemerintah provinsi, hingga gubernur dan wakil gubernur mendapat kepercayaan yang tinggi.

Ini merupakan modal sosial warga Jakarta yang positif untuk membangun Jakarta. Hanya saja, kepercayaan yang masih negatif ditujukan kepada anggota DPRD Jakarta. Mayoritas atau sekitar 64 persen responden tidak percaya pada kiprah anggota Dewan dalam menampung aspirasi warga.

Kepercayaan masyarakat pada aparat pemerintah diperkuat dengan kehadiran sistem Jakarta Smart City setahun belakangan. Dalam sistem tersebut terdapat dua aplikasi, yakni Qlue dan Crop, yang memudahkan komunikasi antara masyarakat dan aparat pemerintahan.

Melalui aplikasi Qlue, masyarakat bisa melaporkan aneka masalah di lingkungan, seperti kebersihan, keamanan, ketertiban, dan kerusakan sarana prasarana umum. Qlue terhubung dengan aplikasi Crop yang dipegang oleh aparat pemerintahan.

Keterhubungan dua aplikasi tersebut membuat persoalan bisa segera diselesaikan oleh pemerintah. Januari-Mei 2016, menurut catatan Qlue, dari 107.000 aduan yang masuk, sekitar 64 persen diselesaikan.

Kehadiran sistem itu disambut baik oleh masyarakat dan pemerintah. Namun, kehadiran media sosial aduan tersebut justru mengurangi interaksi antarwarga sehingga berpotensi mengurangi tingkat kepercayaan dengan tetangga sekitar.

Beberapa persoalan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan musyawarah di tingkat RT/RW sekarang dibebankan kepada pejabat publik. Contohnya, persoalan membakar sampah di depan rumah yang asapnya mengganggu tetangga sekitarnya. Persoalan kecil tersebut langsung dilaporkan melalui Qlue (Kompas, 10/3/2016). Padahal, sebenarnya hal tersebut bisa diselesaikan dengan musyawarah antartetangga.

Kesukaan

Pembenahan Jakarta selama 1,5 tahun juga berdampak pada tumbuhnya rasa suka pada karakter pemimpin Jakarta terutama Gubernur Basuki.

Di awal kepemimpinannya, banyak pihak tidak suka dengan gaya bicara Basuki yang blakblakan dan keras. Belakangan, masyarakat Jakarta bisa menerima hal tersebut. Karakternya yang dinilai negatif itu tertutup oleh keberanian, ketegasan, dan penampilan fisiknya yang menarik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com