Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurus Jakmania Minta Maaf atas Kerusuhan di GBK

Kompas.com - 30/06/2016, 12:35 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bentrokan yang terjadi antara suporter klub sepak bola Persija Jakarta, The Jakmania dengan pihak kepolisian pada Jumat (24/6/2016) mengakibatkan sejumlah sanksi bagi Jakmania.

Sanksi itu diakibatkan bentrokan yang berujung pada jatuhnya korban baik pihak kepolisian maupun suporter, bahkan sejumlah suporter Persija telah ditetapkan sebagai tersangka. Menanggapi sanksi itu, pengurus Jakmania mengeluarkan pernyataan.

Pertama, pihak pengurus Jakmania mengecam tindakan anarkistis para superoter dalam pertandingan Persija melawan Sriwijaya FC. Bentrokan itu terjadi di dalam dan luar stadion. Pengurus Jakmania meminta maaf atas insiden tersebut kepada korban dan kepolisian.

Kedua, The Jakmania tidak memiliki permasalahan dengan pihak Kepolisian Polda Metro Jaya, pengurus Jakmania menilai pihaknya tetap menjaga hubungan dan komunikasi dengan kepolisian.

Ketiga, pengurus Jakmania mengatakan bahwa tindakan anarkistis merupakan tindakan individu, dan bukan tindakan yang dilakukan secara terorganisir.

Keempat, Jakmania menerima sanksi yang diberikan oleh Komite Kode Etik dan pemerintah. Sanksi itu merupakan bentuk introspeksi pengurus dan anggota The Jakmania untuk berbenah.

Kelima, terhadap pelaku anarkistis, The Jakmania menyerahkan sepenuhnya kepada prosea hukum berlaku. Pengurus Jakmania juga akab berlaku secara kooperatif membantu Polda Metro Jaya.

"Kami akan evaluasi terlebih dahulu untuk perbaikan," ujar Aliet melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (30/6/2016).

Sejumlah suporter telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian karena terbukti melakukan tindak kekerasan dan pengerusakan terhadap anggota polisi dan sejunlah kendaraan.

Bahkan, salah seorang korban dari kepolisian, Brigadir Hanafi, korban pengeroyokan kelompok suporter Jakmania, terpaksa harus kehilangan mata kirinya. Pengangkatan mata kirinya tersebut terpaksa dilakukan karena kornea matanya mengalami kerusakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com