Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Pemadam Kebakaran, mulai dari Dicurigai Bawa Bensin hingga Padamkan Api di Kalijodo

Kompas.com - 09/07/2016, 08:12 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengalaman menegangkan kerap dialami para petugas pemadam kebakaran di Sektor 2 Kecamatan Koja, Jakarta Utara, ketika bergulat dengan kobaran api.

Tarji (49), petugas kebakaran yang telah bertugas selama 30 tahun, menceritakan salah satu pengalamannya.

Ketika itu, beberapa tahun lalu, terjadi kebakaran cukup besar di kawasan Jakarta Utara. Tarji pun dipanggil bersama timnya untuk memadamkan api di kawasan tersebut.

(Baca juga: Kemacetan Jadi Kendala Pemadam Kebakaran Saat Ingin Padamkan Api)

Setelah sampai di lokasi, sejumlah warga malah menghadang mereka.

Warga meminta agar tangki air pemadam kebakaran diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui bahwa air yang dibawa petugas bukanlah bensin atau cairan yang mudah terbakar.

Tarji terpaksa menuruti kemauan warga, padahal kobaran api semakin besar. Dengan yakin, Tarji mengambil air dengan gayung lalu meminumnya.

Warga pun percaya bahwa air dalam tangki yang dibawa para pemadam kebakaran itu air sungguhan. Petugas kebakaran kemudian dipersilakan untuk lewat.

"Waktu selesai, saya tanya kenapa mereka cegat saya. Nah kata mereka kalau dulu pernah ada kebakaran, tetapi waktu air disemprot, api malah makin besar. Mereka pikir yang disemprotkan petugas bukan air, melainkan bensin. Lalu saya beri pengertian kalau misalnya kami siram dengan bensin, petugas yang nyiram pasti ikut terbakar," ujar Tarji kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2016).

Tarji tak menyalahkan ketidaktahuan warga itu. Ia lebih memilih memberikan informasi yang benar agar nantinya warga tak lagi curiga dengan petugas pemadam yang berniat menolong mereka.

Lain lagi pengalaman yang dirasakan Marijo. laki-laki berusia 51 tahun yang sudah 26 tahun menjinakkan api ini menceritakan pengalamannya ketika bertugas memadamkan kebakaran di daerah Kalijodo.

Saat kebakaran terjadi di daerah itu, belasan unit pemadam dikerahkan untuk memadamkan api.

Namun, saat tiba di lokasi, terjadi keanehan. Ketika petugas ingin memadamkan api, sejumlah warga datang dan memotong selang air.

Berulang kali petugas mengeluarkan selang baru, tetapi warga kembali memotong selang tersebut.

(Baca juga: Pemadam Kebakaran Rela Tak Lebaran dengan Keluarga demi Keamanan Masyarakat)

Marijo baru mengetahui bahwa lokasi kebakaran itu merupakan daerah yang sedang diperebutkan.

"Menegangkan sekali waktu itu. Kami keluarkan selang dipotong. Keluarkan lagi, dipotong lagi. Ternyata itu daerah lagi perang. Di satu sisi ada yang pengin bakar rumah itu, di sisi lain, kami ingin padamkan. Akhirnya kami temui penguasa di daerah itu. Dengan perjanjian akhirnya mereka berdamai, baru kami bisa bertugas. Mengerikan sekali pada waktu itu, tombak, parang, senjata tajam yang lain banyak di situ," tutur Marijo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com