JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan simpang susun Semanggi dianggap sia-sia dan tidak akan mengantisipasi kemacetan ibu kota. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Organisasi Pengemudi Seluruh Indonesia (OPSI) Peter Yan.
Adapun pembangunan simpang susun Semanggi ini untuk kebutuhan Asian Games 2018.
"Pembangunan flyover ini mubazir, tidak signifikan, tidak mengurai kemacetan. Itu pesan yang ingin saya sampaikan," kata Peter, pada sebuah diskusi publik di Jalan Cirebon, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2016).
Peter mengimbau Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengkaji detail pembangunan simpang susun Semanggi. Pasalnya, desain pembangunan simpang susun Semanggi yang berbentuk seperti telinga justru akan menambah kemacetan. Sebab di beberapa titik berbentuk bottleneck atau menyempit.
"Jadi begini, saat kita masuk (simpang susun Semanggi) jalan mengembang, pas out-nya mengecil lagi. Enggak bisa ini, secara hitungan teknis, ini (pembangunan simpang susun Semanggi) useless," kata Peter.
Meski demikian, dia mengakui tidak memiliki kewenangan untuk membatalkan pembangunan simpang susun Semanggi.
"Saya hanya ingin katakan, DKI bangunlah yang benar. Misalnya kalau kita masuk ke sana, jangan dibunuh lagi untuk membayar ERP (electronic road pricing). Saya katakan DKI boleh membangun jalan itu, tapi kebijakan lain harus menopang satu sama lain bukan menggunting satu sama lain," kata Dewan Pakar Bidang Transportasi Seknas Jokowi itu.
Ketua Seknas Jokowi, Muhammad Yamin mengatakan Pemprov DKI Jakarta tidak bisa hanya mengandalkan simpang susun Semanggi untuk mengantisipasi kemacetan. Adapun pembangunan simpang susun Semanggi sudah dilaksanakan sejak bulan April lalu. Namun, Pemprov DKI Jakarta perlu mengkaji kembali langkah selanjutnya yang akan dilakukan agar tak terjadi kemacetan.
"Jangan sampai kalau DKI bangun simpang susun Semanggi cuma seperti bom waktu. Tidak macet setahun dua tahun, habis itu masalah lagi," kata Yamin.
Menurut dia, perlu beberapa kebijakan untuk mengantisipasi kemacetan. Contohnya mengkaji pembatasan masuknya kendaraan dari luar kota ke Jakarta. Dengan pembangunan moda transportasi massal berbasis rel Jabodetabek dan lain-lain.
Adapun pengerjaan pembangunan simpang susun Semanggi dilakukan oleh PT Wijaya Karya (persero) Tbk. Dana anggaran pembangunan proyek itu yang mencapai Rp 360 miliar berasal dari nilai kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.
Jembatan layang Semanggi akan terdiri atas dua ruas. Satu ruas diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju ke Bundaran Hotel Indonesia, dan satu ruas lagi untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M. (Baca: DPRD DKI Kritik Pembangunan Simpang Susun Semanggi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.