JAKARTA, KOMPAS.com — Warga yang melakukan vaksin terhadap anaknya di RS Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, ternyata beberapa orang di antaranya melalui jalur perawat. Warga menurut saja untuk membeli vaksin lewat jalur perawat karena stok di rumah sakit saat itu disebut sedang habis.
Setelah pengumuman bahwa rumah sakit ini terlibat pemberian vaksin palsu, warga mulai resah. Salah satunya Intan Nugraha (26). Intan mengaku beberapa kali melakukan vaksin terhadap anaknya di rumah sakit ini.
"Nah, pas ibu saya yang antar vaksin anak, itu lewat jalur perawat. Tetapi, awalnya tidak dikasih tahu kalau stok di rumah sakit ini habis. Baru setelah anak saya disuntik vaksin, dibilang ini vaksin pribadi karena di rumah sakit habis," kata Intan, di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Ibunya yang mengantar anaknya melakukan vaksin diminta membayar di sebuah ruang dokter. Intan membawa bukti kuitansi pembayaran di luar kasir rumah sakit senilai Rp 750.000. Namun, anehnya saat itu ibunya diminta membayar Rp 1.750.000.
"Saya mempermasalahkan kuitansi Rp 1,7 juta itu, tapi tertulis hanya Rp 750.000. Satu jutanya katanya mau dibayar ke kasir, jadi ibu terima beres saja," cerita Intan.
Intan mengatakan, sebagai orang awam, ia tidak curiga dengan cara pembelian lewat jalur perawat itu. Ia juga saat itu tidak mempermasalahkan soal biaya.
"Sebagai orang awam, saya enggak paham. Mau mahal apa pun kita namanya buat anak," ujar Intan.
Intan juga mengatakan, selama beberapa kali melakukan vaksin anak, baru sekali itu melalui jalur perawat. Itu pun karena yang mengantar anaknya melakukan vaksin adalah ibunya.
Sebelumnya, ratusan warga mendatangi RS Harapan Bunda setelah mengetahui bahwa rumah sakit ini termasuk yang memberikan vaksin palsu.
Warga menggeruduk rumah sakit untuk meminta pertanggungjawaban dan penjelasan. Sejumlah perwakilan warga sudah diterima untuk bertemu pihak rumah sakit.
Warga dijanjikan akan diberi penjelasan tertulis siang ini. Situasi di rumah sakit sempat memanas dengan kedatangan ratusan warga. Pihak kepolisian dan petugas keamanan rumah sakit turun untuk melakukan pengamanan.