JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memprediksi tingkat kemiskinan di Ibu Kota akan meningkat seiring dengan nilai dollar AS yang terus meningkat.
"Angka kemiskinan di Jakarta pasti meningkat karena begitu nilai dollar Amerika naik, enggak ada inflasi, penghasilan pasti turun," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7/2016).
(Baca juga: Ahok: APBD DKI 2013 Banyak Kekacauan yang Tidak Bisa Dikontrol)
Basuki lantas mencontohkan pengalamannya ketika bekerja. Saat itu, Basuki mendapatkan gaji lebih kurang Rp 10 juta atau 5.000 dollar AS. Ketika itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar hanya Rp 2.000.
Kemudian, krisis moneter terjadi pada tahun 1998 yang diiringi dengan inflasi. Nilai tukar rupiah terhadap dollar pun menjadi Rp 10.000-Rp 13.000.
"Gaji saya dikonversi jadi 2.000 dollar Amerika. Nah, ini fakta," kata Basuki.
BPS DKI Jakarta merilis data bahwa jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta naik 0,14 poin sejak September 2015 hingga Maret 2016.
Pada September 2015, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta mencapai 368.670 orang, atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk.
Pada bulan Maret 2016, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 384.300 orang atau 3,75 persen. Artinya, ada peningkatan sebesar 15.630 orang atau meningkat 0,14 poin.
(Baca juga: Ahok: 10 Juta Tenaga Kerja China Mau Ditampung ke Mana? Suruh Bersih-bersih Got?)
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta Sri Santo Budi Muliatinah mengatakan, peningkatan jumlah penduduk miskin di Jakarta dikarenakan terjadinya peningkatan angka garis kemiskinan pada Maret 2016.
Angka garis kemiskinan yang pada Maret 2015 sebesar Rp 487.388 per kapita per bulan meningkat menjadi Rp 503.038 per kapita per bulan pada September 2015.
Angka tersebut semakin meningkat pada Maret 2016 hingga mencapai Rp 510.359 per kapita per bulan.
"Jadi, angka garis kemiskinan pada bulan Maret 2016 lebih tinggi dibandingkan angka garis kemiskinan pada bulan Maret dan September 2015," kata Sri, Senin (18/7/2016).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.