Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Kesehatan Provinsi Banten Akan Audit Fasilitas Kesehatan

Kompas.com - 19/07/2016, 16:58 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Provinsi Banten akan mengaudit seluruh fasilitas kesehatan di tingkat kota dan kabupaten untuk memastikan tidak ada lagi peredaran vaksin palsu.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda di Ciledug, Tangerang, terbukti menggunakan vaksin palsu jenis Triparcel.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Yanuar mengatakan, untuk pengawasan, pihaknya menyerahkan tugas itu kepada Dinas Kesehatan di tingkat kota, yaitu Kota Tangerang.

"Ini RS tipe C tingkat kota. Tapi kami akan melakukan audit lagi sekarang. Mana yang kurang, ada rekomendasi. Apakah nanti izin dicabut, yang mengeluarkan itu nanti kabupaten atau kota," kata Yanuar kepada Kompas.com.

Yanuar mengakui peredaran vaksin palsu sendiri memang disebabkan fasilitas kesehatan yang bersangkutan memasok vaksin dari distributor tidak resmi. Ia menyebut ada dua rumah sakit di wilayah Banten yang diketahui melakukan itu.

Terkait sanksi yang akan diberikan, pihaknya saat ini masih mendiskusikan dengan Kementerian Kesehatan.

"Kami lakukan pembinaan. Teguran bisa, bisa juga harus dikawal khusus. Itu yang sedang didiskusikan," katanya.

RSIA Mutiara Bunda mengakui selama ini membeli vaksin dari distributor tidak resmi. Selain membeli dari distributor yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka, yaitu CV Azka Medika, RSIA Mutiara Bunda juga membeli dari distributor tak resmi lain yang mereka sebut freelance bernama Narto. Namun, belum diketahui sejak kapan vaksin palsu dipasok ke rumah sakit ini.

Pihak rumah sakit belum bisa menyebutkan sejak kapan menggunakan vaksin itu. Pengakuan itu pertama kali disampaikan pimpinan rumah sakit, dr Toniman.

Pertimbangan membeli vaksin tersebut karena ketersediaan stok di tengah kekosongan dan harga yang relatif murah. Salah satu vaksin dari distributor tak resmi itu yang sudah terbukti palsu berdasarkan uji BPOM pada 23 Juni 2016 adalah vaksin Tripaceal produksi PT Sanofi Pasteur.

Vaksin tersebut seharusnya mengandung Toksoid Difteri, Toksoid Tetanus, dan vaksin Hepatitis B. Namun, uji laboratorium menunjukkan vaksin itu hanya mengandung Na dan Cl serta vaksin Hepatitis B. (Baca: Beberapa Rumah Sakit di Tangerang Beli Vaksin dari Distributor Tak Resmi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com