JAKARTA, KOMPAS.com - Pengawas timbangan TPST Bantargebang, Zeplin Fernando mengatakan, pihaknya cukup kelabakan ketika operator TPST Bantargebang sebelumnya, PT Godang Tua Jaya (GTJ) menarik seluruh alat berat dan truk sampahnya pada Selasa (19/7/2016) malam.
Hal itu karena PT GTJ tidak memberi kabar bahwa pihaknya akan menarik seluruh armada mereka karena telah diputus kontrak oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI pada hari yang sama.
"Waktu itu mereka turunin semua alat berat tanpa kabar apa-apa. Ya kami bingung enggak ada aba-aba apa-apa," ujar Zeplin kepada Kompas.com di TPST Bantargebang, Kamis (21/7/2016).
Karena kondisi tersebut, Zeplin segera menghubungi Dinas Kebersihan Provinsi DKI untuk mengirimkan segera alat berat dan truk sampah untuk operasi pengangkutan sampah Bantargebang.
Saat itu, kata Zeplin, ada 12 unit alat berat yang didatangkan oleh Dinas Kebersihan DKI. Karena situasi yang mendadak itu juga, sejumlah tumpukan sampah dibuang di pinggir jalan.
"Karena kondisi itu, ada tumpukan sampah di pinggir jalan, enggak tahu siapa yang buang. Kalau tahu pasti kami sudah antisipasi," ujar Zeplin.
Hingga hari ini, Dinas Kebersihan DKI Jakarta telah menurunkan sebanyak 15 unit alat berat dan 1.000 unit truk sampah yang beroperasi selama 24 jam di Bantargebang.
Dinas Kebersihan DKI Jakarta resmi mengirimkan surat pemutusan kontrak kepada dua pengelola Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, yakni PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) pada Selasa (19/7/2016).
Pihaknya telah melayangkan SP-3 kepada pengelola TPST Bantargebang pada 21 Juni 2016. Tenggat waktu SP-3 hanya hingga 6 Juli 2016 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.