Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Banjir di Pondok Labu Menurut Warga

Kompas.com - 25/07/2016, 11:49 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman warga di sejumlah RT di RW 09, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, kebanjiran saat hujan turun, Minggu (24/7/2016).

Bahkan, jalan di salah satu rumah warga berubah layaknya aliran sungai. Hal ini terjadi di rumah milik Muhadjir (67), warga RT 06 RW 09, Pondok Labu.

Dalam foto yang beredar, banjir di rumah Muhadjir membuat kendaraan yang diparkir di sana terendam air sekitar 50 sentimeter hingga 60 sentimeter. 

(Baca juga: Pondok Labu Terendam Banjir Hingga 80 Cm )

Jalan di halaman rumah Muhadjir yang luasnya lebih kurang 5.000 meter persegi itu pun berubah menjadi bagaikan aliran sungai.

Muhadjir yang ditemui hari ini mengatakan, banjir kemarin diakibatkan pembangunan proyek rumah mewah dan apartemen yang sedang berlangsung di seberang jalan depan rumahnya.

Pihak pengembang, kata Muhadjir, tidak membuat saluran air sendiri. Halaman rumah Muadjir kebetulan dilewati saluran air permukiman warga setempat.

Pihak pengembang yang belum membangun saluran air sendiri itu menumpang saluran air warga yang melewati rumah Muhadjir tersebut.

Kepada Kompas.com, Muhadjir menunjukkan lokasi jalur got yang berasal dari arah komplek pengembang.

Menurut Muhadjir, saluran air yang melewati rumahnya itu tidak mampu lagi menahan beban tambahan air saat hujan.

"Dulunya sebelum dibangun proyek rumah dan apartemen, lahan 22 hektar itu tempat resapan air. Sekarang setelah dibangun proyek, mereka belum buat saluran air sendiri, jadi semua dibuang ke saluran air yang lewat rumah saya," kata Muhadjir, saat ditemui di rumahnya Senin (25/7/2016).

Padahal, kata Muhadjir, sebelum adanya proyek pembangunan yang dimulai sejak 2007 itu, saluran air yang lewat di halaman rumahnya itu masih menampung air dari permukiman warga setempat.

"Sekarang setiap tahun 2-3 kali rumah kami kebanjiran sehingga menyebabkan empang saya rusak. Kami sudah terzalimi sembilan tahun dengan adanya pembangunan itu," ujar Muhadjir.

Ia pun mengaku pernah rugi Rp 200 juta karena empat empang miliknya tenggelam karena banjir.

Muhadjir berharap pengembang dapat membuat saluran air sendiri sehingga perumahan warga tidak terkena banjir. 

Ia mengaku pernah menyurati Gubernur DKI Jakarta yang saat itu dijabat Joko Widodo terkait masalah ini pada 2013. Namun, kata dia, sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com