Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Makam Fiktif di TPU Pondok Ranggon Dibongkar

Kompas.com - 25/07/2016, 17:36 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan makam fiktif kembali ditemukan. Kali ini, temuan itu ada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Pihak Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur pun langsung melakukan pembongkaran.

Pembongkaran dipimpin Kasudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur Christian Tamora Hutagalung dan Kepala TPU Pondok Rangon JR Siregar, Senin (25/7/2016). Kepada wartawan, Christian mengatakan temuan makan fiktif hasil investigasi menyusul temuan makam fiktif di Jakarta.

"Di sini yang kami identifikasi fiktif sudah 28 makam, tapi yang sudah kami pastikan fiktif ada 25 makam," kata Christian, di lokasi Senin sore.

Christian dan Kepala TPU mengerahkan para penjaga makam untuk melakukan pembongkaran makam fiktif. Sejauh ini, pemeriksaan masih dilangsungkan. Sebab, ada 64.000 makam di lahan seluas 67 hektar tersebut.

"Ini masih terus berjalan," ujar Christian. (Baca: Ditemukan "Makam Kembar" di TPU Kawi-kawi)

Fachri Fachrudin Ratusan batu nisan tanpa nama di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur jadi saksi pilu korban tragedi Mei '98, Sabtu (14/5/2016).

Pihaknya memakai panduan dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk mengidentifikasi makam fiktif. Misalnya, makam tersebut ada gundukan tapi tidak ada nisan, atau ada nisan tapi tidak ada gundukan, dan dicek menggunakan alat.

"Kami pakai besi, kalau ditusuk keras atau sampai besinya bengkok, berarti fiktif. Tapi kalau besinya masuk dalam berarti benar ada makamnya," ujar Christian.

Untuk gundukan makam yang dicurigai fiktif, juga diperiksa Izin Penggunaan Tanah Makam (IPTM) nya. Ahli warisnya akan dihubungi untuk memastikan benar tidaknya makan tersebut.

"Kalau ahli warisnya bilang ada berarti clear. Kalau kami tanya ahli warisnya benar enggak ada keluarga bapak dimakami di sini, di blok A misalnya, terus dia bilang bukan, berarti kita eksekusi," ujar Christian.

Pantauan Kompas.com, pekerja lepas yang mengurus makam terlihat diminta untuk membongkar makam fiktif.

Beberapa makam fiktif yang dibongkar memang berciri-ciri tidak lazim seperti tidak punya nisan, rumput yang tebal atau tidak terurus, dan saat ditusuk besi tanahnya keras. Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan cangkul. (Baca: Ditemukan Kuburan Bernisan Tanpa Jenazah di TPU Karet Bivak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com