Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Pemakaman Akui Sulitnya Awasi Perpanjangan Izin Penggunaan Tanah Makam

Kompas.com - 25/07/2016, 19:58 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Taman Pemakaman Umum (TPU) Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Siti Hasni mengakui sulitnya mengawasi perpanjangan izin penggunaan tanah makam (IPTM) yang dilakukan perawat makam.

Oknum perawat makam diketahui menjual IPTM yang tidak diperpanjang ahli waris kepada pemesan makam fiktif.

"Ini kami memang agak sulit mengatasinya, mereka juga tidak hanya menangani di sini, ketemu di area TPU. Kadang mereka juga datang ke rumah (pemesan)," ujar Hasni di TPU Kawi-kawi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2016).

(Baca juga: Kasudin: Dilarang Pesan Makam untuk Orang Hidup!)

Selain itu, pengawasan sulit dilakukan karena terbatasnya jam kerja para petugas di TPU.

Sementara itu, para perawat makam bisa menawarkan pemesanan makam fiktif selama 24 jam.

"Kalau mereka kan 24 jam, sementara kami hanya di jam kerja. Kalau pun yang 24 jam hanya petugas di lapangan, pamdal (pengamanan dalam), itu pun hanya 2 atau 3 orang yang diperbantukan," kata dia.

Meski begitu, Hasni mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan pendekatan kepada para perawat makam agar tidak memperjualbelikan IPTM yang tidak diperpanjang ahli warisnya.

"Bertahap kami lakukan pemahaman-pemahaman bahwa hal yang mereka lakukan tidak baik buat pemda dan masyarakat," ucap Hasni.

(Baca juga: Ini Upaya Dinas Pemakaman Cegah Terulangnya Persoalan Makam Fiktif)

Sebelumnya, salah satu petugas TPU Karet Bivak, Midi, menilai bahwa perpanjangan IPTM bisa menjadi celah munculnya makam fiktif.

IPTM yang rawan diperpanjang oleh pemesan makam fiktif adalah IPTM yang biasa diurus oleh bantuan perawat makam.

Ketika ahli waris tidak memperpanjang kembali IPTM, oknum perawat makam menjual IPTM tersebut kepada pemesan makam fiktif. Pemesan kemudian mengambilalih perpanjangan IPTM itu.

Kompas TV Tradisi Ziarah Makam Jelang Ramadhan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com