Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Mobil Boks Berpelat Ganjil Heran Dilarang Melintas

Kompas.com - 28/07/2016, 10:01 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini merupakan hari kedua pembatasan kendaraan dengan penerapan pelat ganjil genap. Di Jalan Gatot Subroto, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, yang mengarah ke Semanggi, aparat gabungan melakukan penjagaan.

Pantauan Kompas.com, Kamis (28/7/2016) pagi, para petugas gabungan yang menjaga di kolong flyover Kuningan tepatnya di jalur memutar kembali ke Jalan Gatot Soebroto arah Semanggi berjumlah delapan orang.

Mereka terdiri dari delapan petugas kepolisian dan empat petugas dari Dishub DKI Jakarta. Pada hari ini, petugas tersebut masih memberlakukan teguran secara lisan kepada pengendara roda empat yang berpelat nomor ganjil.

Sebab hari ini merupakan tanggal genap. Sehingga kendaraan yang boleh melintas dikawasan ganjil genap hanya kendaraan berpelat nomor akhir genap.

Mereka mencegat mobil berpelat genap yang lewat lalu diarahkan untuk menepi. Petugas lalu menghampiri pintu kemudi pengendara dan mengajak berbincang. Pengendara yang melanggar melintas dengan pelat genap disosialisasikan mengenai kebijakan ini.

"Mohon maaf Pak, pelat nomor Bapak genap, sekarang tanggal ganjil jadi tidak boleh melintasi jalur ini. Mohon perhatiannya jadi Bapak hanya bisa lewat di tanggal genap," ujar salah satu petugas kepolisian di lokasi, Kamis.

Setelah petugas kepolisian memberikan sosialisasi secara lisan, petugas Dishub DKI memberikan brosur peraturan ganjil genap.

"Mohon dibaca ya Pak, supaya mengerti sistem ini," ucap salah satu petugas Dishub DKI.

Pengendara tersebut menyimak penjelasan petugas salah satunya Agus. Ia mengaku sudah mengetahui kebijakan ini, namun dirinya tidak menyangka kalau kendaraan boks berpelat nomor hitam juga ikut ditindak.

"Loh saya kira kalau mobil boks enggak kena Pak. Soalnya pas three in one kan enggak kena," kata Agus.

Kepala Seksi Pelanggaran Sub Ditgakum Ditlantas Polda Metro Jaya, Komisaris Abdul Salam mengatakan kendaraan boks berpelat nomor hitam tetap diberlakukan sistem ganjil genap.

"Yang tidak berlaku itu buat kendaraan berpelat kuning, kalau hitam tetap berlaku," ujar Salam kepada Kompas.com di lokasi.

Salam mengatakan, pada hari ini, kendaraan berpelat nomor ganjil yang melintas di kawasan ganjil genap belum dialihkan. Menurut dia hal tersebut dikarenakan takut mengganggu arus lalu lintas.

"Kami lihat situasi, kalau nanti dialihkan repot, arus lalu lintas pasti jadi bermasalah," ucapnya.

Salam pun mengakui pada hari ini masih banyak kendaraan ganjil yang melintas di kawasan tersebut. Menurut dia, mayoritas pengendara mengaku belum tahu jika sistem tersebut sudah berlaku.

Dari catatan anggota yang bertugas di lokasi tersebut sejak pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB sebanyak 40 kendaraan berpelat genap yang dipinggirkan untuk diberikan sosialisasi.

Kompas TV Uji Coba Sistem Pelat Ganjil Genap Dilakukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com