Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heru Margianto
Managing Editor Kompas.com

Wartawan Kompas.com. Meminati isu-isu politik dan keberagaman. Penikmat bintang-bintang di langit malam. 

Kenapa Sih Risma atau Ridwan Kamil Harus Ditarik-tarik ke Jakarta?

Kompas.com - 03/08/2016, 06:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Masih menurut data BPS 2015, angka buta huruf di provinsi itu mencapai 29 persen dari jumlah penduduknya.  Berdasarkan data BPS 2010, penduduk Jawa Timur mencapai 37,4 juta jiwa.

Di Jakarta, angka buta huruf hanya 1,73 persen dari jumlah penduduknya yang mencapai 9,7 juta jiwa.

Lantas, untuk apa kader terbaik Jawa Timur itu ke Jakarta?

Ridwan Kamil

Ridwan Kamil adalah salah satu kader terbaik bangsa yang juga pernah digadang-gadang maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sejauh ini memang tidak lagi terdengar desakan untuk menarik Emil, sapaan Ridwan Kamil, bertarung di ibu kota.

Walikota Bandung itu sudah memutuskan untuk tidak maju di Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia menyatakan ingin fokus mewujudkan mimpi-mimpinya membangun tanah kelahirannya. Baca: Ridwan Kamil: Saya Tak Akan Maju ke Pilkada DKI 2017

Emil mengatakan, memperbaiki negeri tak mesti dilakukan di Ibu Kota. Menurut dia, para pemimpin yang dinilai baik oleh masyarakat seharusnya tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

"Saya melihat Indonesia ini bisa hebat tanpa harus semua berkumpul di Jakarta. Kalau (pemimpin) yang bagus, yang amanah, bisa tersebar di Indonesia, di Jakarta, di Jawa, Sumatera, seperti Prof Nurdin Abdullah di Bantaeng, Ibu Risma di Surabaya," kata Emil. Baca: Ridwan Kamil: Indonesia Bisa Hebat Tanpa Harus Terpusat di Jakarta

Pernyataan yang sungguh harum. Begitulah seharusnya para politisi negeri ini berpikir.

Emil jauh lebih dibutuhkan di Jawa Barat. Seperti halnya Surabaya, Jawa Barat juga punya segudang persoalan yang yang jauh lebih besar dibanding Jakarta.

Meski lebih baik dari Jawa Timur, IPM Jawa Barat berada di posisi 11 dari 34 provinsi di Indonesia dengan angka 69,50.

Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat, berdasarkan data BPS 2015, mencapai  4,4 juta, dari total jumlah penduduknya yang pada 2010 mencapai  43 juta.  Sementara,  jumlah penduduk yang masih buta huruf mencapai 7,73 persen.

***

Jadi, sekali lagi, dengan segala persoalan di Jawa Timur dan Jawa Barat, apa relevansinya Risma dan Ridwan Kamil diseret-seret bertarung di Jakarta? Jauh lebih relevan jika mereka bertarung untuk Pilkada Jawa Timur dan Jawa Barat.

Kalaulah ada alasan untuk membawa orang-orang terbaik itu ke Jakarta pastilah karena syahwat politik partai, bukan kepentingan membangun negeri.

Lalu, siapa dong calon yang harus diusung PDIP untuk melawan Ahok?

Di Jakarta ada banyak kambing. Bukankah politisi PDIP Masinton Pasaribu sangat yakin bahwa asal diusung PDIP, kambing dibedaki pun pasti menang melawan Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com