Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Tersembunyi di Balik Maraknya Pencakar Langit di Jakarta

Kompas.com - 03/08/2016, 16:00 WIB

Robohnya sebagian gedung Bank Panin setinggi 21 lantai di kawasan Bintaro Sektor 7, Tangerang Selatan, 2 Juni, mengingatkan risiko tersembunyi di balik menjamurnya gedung-gedung bertingkat di Ibu Kota dan sekitarnya.

Salah satu sisi gedung tersebut roboh saat sejumlah pekerja tengah membongkar gedung yang mangkrak setelah dibangun pada 1995 itu (Kompas, 3/6/2016). Hingga saat ini, gedung itu masih dibatasi garis polisi dan jalan raya di depannya ditutup untuk lalu lintas umum.

Gedung itu hanya berjarak sekitar 30 meter di sebelah timur kompleks perdagangan Bintaro Trade Centre (BTC). Dari kompleks tersebut, terlihat struktur beton gedung itu mulai dibongkar. Besi-besi tulangan beton pada pilar-pilar utamanya terlihat jelas.

Rizal, warga Bintaro yang sering berkunjung ke bengkel di BTC, mengaku takut kembali ke kompleks itu apabila gedung Panin belum dirobohkan.

"Saya sering ke sini (BTC) karena punya langganan bengkel. Tetapi, sejak gedung Panin roboh, saya kadang takut ke BTC lagi. Kebetulan saat gedung Panin itu roboh, saya sedang di bengkel langganan saya di lantai 2 BTC," tutur Rizal, Sabtu (30/7).

Rizal berharap pihak berwenang bisa segera menyelesaikan bangunan itu agar tak terjadi hal yang sama di kemudian hari.

Saat dikonfirmasi, pihak pemilik gedung mengaku masih menunggu izin Pemerintah Kota Tangsel untuk melanjutkan pembongkaran.

"Kami masih menunggu izin pembongkaran dari Pemkot Tangerang Selatan," ujar Togar, karyawan Bank Panin yang mengurus gedung itu saat ditemui di Bintaro, Jumat (29/7).

Pihak Pemkot Tangsel menyatakan, pembongkaran gedung itu tak sesuai prosedur. Berdasarkan Peraturan Daerah Tangsel Nomor 5 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung, pemilik wajib melaporkan rencana pembongkaran kepada Pemkot. Selanjutnya, Tim Ahli Bangunan Gedung Tangsel akan mengkaji dan memberikan rekomendasi.

"Rekomendasi yang diberikan di antaranya pembongkaran harus didampingi konsultan bersertifikat dan dilakukan kontraktor bersertifikat," kata Sekretaris Dinas Tata Kota dan Permukiman Tangerang Selatan Mukkodas Syuhada, 3 Juni.

Mukkodas mengatakan, pembongkaran gedung, antara lain, harus dilakukan dari atas ke bawah jika dilakukan secara manual. Dalam kasus ini, pembongkaran dilakukan dari bawah hingga akhirnya menyebabkan sebagian bangunan runtuh.

Masalahnya, di Indonesia ternyata belum ada kontraktor atau penyedia jasa pembongkaran gedung yang bersertifikat.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Konstruksi Indonesia Zali Yahya menyatakan, belum adanya penyedia jasa konstruksi yang memiliki sertifikat pembongkaran disebabkan kota-kota di Indonesia belum termasuk kota tua sehingga pembongkaran gedung tinggi belum banyak dilakukan.

Kepala Bidang Pengawasan Bangunan Dinas Penataan Kota DKI Jakarta Wiwit Djalu Adji membenarkan kondisi itu, Selasa (2/8). Sejauh ini, lanjutnya, pihaknya belum tahu ada kontraktor pembongkaran bersertifikat di Jakarta. Menurut Wiwit, instansinya juga belum pernah menerima permohonan izin demolisi atau pembongkaran bangunan tinggi karena faktor usia atau ketidaklayakan konstruksi.

Risiko tinggi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com