JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI, Sandiaga Uno, menilai tiga juta KTP penolakan terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok yang tengah dikumpulkan Forum RT dan RW se-DKI dikarenakan adanya kegagalan komunikasi antara Pemprov DKI dan pengurus di kalangan RT dan RW.
Sandiaga mengatakan, terlihat bahwa ada kegagalan komunikasi ketika Pemprov DKI membuat kebijakan, tetapi tidak bisa dimengerti oleh pengurus daerah yang berada di bawah karena kurangnya sosialisasi.
Salah satu kebijakan itu, menurut Sandiaga, tarkait penggunaan sistem pengaduan Qlue. Sandiaga menilai, Qlue merupakan sistem yang baik untuk memantau dan mengawasi setiap kegiatan yang ada di kelurahan. Sayang, tidak ada sosialisasi yang baik soal mengapa RT dan RW dan diwajibkan untuk menggunakan sistem tersebut.
"Ini ada kegagalan komunikasi di mana setiap kebijakan publik bahwa warganya itu enggak menangkap apa yang diinginkan pemerintah provinsi (DKI Jakarta). Sebenarnya apa yang diinginkannya (Pemprov DKI) itu bagus," ujar Sandiaga di Kelurahan Sukapura, Jakarta Utara, Kamis (11/8/2016).
Soal ancaman pemotongan insentif bagi RT dan RW jika tidak melapor melalui Qlue, menurut dia, hal itu tidak perlu dilakukan karena RT dan RW bekerja secara sukarela.
"Kalau saya punya kebijakan, dana operasional tak akan diganggu karena ini perjuangan mereka dan kegiatan sosial tanpa pamrih," ujar Sandiaga.
Sandiaga mengingatkan agar RT dan RW tidak memolitisasi gerakan tersebut.
"Makanya jangan memolitisasi, jangan dibawa ke ajang pilkada. Dan saya imbau ke teman-teman RT dan RW," ujar Sandiaga.
Sejumlah RT dan RW di DKI yang mengaku tergabung dalam forum RT dan RW tengah mengumpulkan tiga juta KTP dukungan untuk menolak Ahok.
Mereka menyatakan menolak pemimpin yang arogan, zalim, temperamental, melemahkan, dan melecehkan lembaga RT RW. Salah satu yang dipermasalahkan terkait sistem pelaporan menggunakan Qlue. (Baca: Ahok Sebut RT RW yang Kumpulkan 3 Juta Tolak Gubernur Arogan Sudah Berpolitik)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.